Keikutsertaan dalam Kelas Ibu Hamil dan Pilihan Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember Tahun 2016-2017
Abstract
Salah satu penyebab tingginya AKI adalah rendahnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Jember terus mengalami peningkatan yakni sebesar 83,59% (2014), 92,71% (2015) dan 92,99% (2016). Hal ini seharusnya diimbangi dengan penurunan AKI. Akan tetapi AKI di Kabupaten Jember justru semakin meningkat. Risiko kematian ibu juga dapat meningkat karena faktor keterlambatan dalam mengambil keputusan untuk mencari pelayanan kesehatan apabila terjadi komplikasi dan usaha yang dapat dilakukan adalah pemberian pengetahuan mengenai bahaya komplikasi yang dapat diperoleh dari kelas ibu hamil. Puskesmas Jelbuk merupakan salah satu puskesmas yang rutin melaksanakan kelas ibu hamil dalam tiga tahun terakhir, namun akumulasi jumlah kematian ibu di kecamatan tersebut tertinggi yakni 6 kematian ibu dan juga terdapat 13 persalinan yang ditolong oleh dukun dari bulan Januari 2016-Juli
2017. Pemanfaatan pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor predisposisi, pendukung dan kebutuhan seseorang.
Penelitian ini dilakukan di 5 desa yang ada di Kecamatan Jelbuk. Pendekatan case-control digunakan pada penelitian ini. Populasi penelitian dibagi menjadi 2, yakni populasi kasus (ibu yang bersalin di dukun) sebesar 13 orang dan populasi kontrol (ibu yang bersalin di tenaga kesehatan) sebesar 640 orang. Sampel yang diambil adalah 1:3 sehingga 13 sampel kasus dan 39 sampel kontrol. Teknik pengambilan sampelnya adalah simple random sampling. Variabel bebas yang diteliti adalah faktor predisposisi (usia, tingkat pendidikan dan paritas), faktor pendukung (jarak, waktu tempuh dan transportasi) serta faktor kebutuhan (kelengkapan dan ketepatan kunjungan ANC dan keikutsertaan dalam kelas ibu (hamil), sedangkan variabel terikatnya adalah pilihan penolong persalinan. Uji yang digunakan adalah uji chi-square.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa peserta kelas ibu hamil sebagian besar berusia 20-35 tahun dan berpendidikan dasar, paling banyak memiliki 2-4 anak dan bertempat tinggal sejauh 1-5 km dari fasilitas kesehatan, mayoritas peserta membutuhkan waktu < 30 menit untuk mencapai fasilitas kesehatan dan paling banyak menempuh dengan jalan kaki. Faktor predisposisi yang signifikan serta berpeluang memilih bersalin di tenaga kesehatan adalah ibu berpendidikan dasar dan menengah yang berpeluang 8,22 kali serta ibu yang memiliki ≥ 2 anak juga akan berpeluang 4,71 kali. Sedangkan faktor pendukung yang signifikan serta berpeluang memilih bersalin di tenaga kesehatan adalah ibu yang memiliki tempat tinggal berjarak < 1 km dari fasilitas kesehatan dengan peluang 5,33 kali serta ibu yang membutuhkan waktu < 30 menit untuk mencapai fasilitas kesehatan juga berpeluang 15,85 kali dan faktor kebutuhan yang signifikan serta berpeluang memilih bersalin di tenaga kesehatan adalah ibu yang mengikuti kelas ibu hamil karena seluruh peserta kegiatan tersebut telah bersalin di tenaga kesehatan serta ibu yang kunjungan ANCnya lengkap berpeluang 10,88 kali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelas ibu hamil dapat meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kecamatan Jelbuk, namun pilihan penolong persalinan masih dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini bagi Puskesmas Jelbuk adalah penyuluhan terkait pelaksanaan kelas ibu hamil secara lebih detail dan jelas, pelaksanaan kelas ibu hamil di salah satu rumah warga di daerah yang terletak jauh dari polindes agar seluruh ibu hamil dapat mengikuti kegiatan tersebut serta bidan diharapkan menghimbau ibu hamil agar tinggal sementara di Rumah Tunggu Kelahiran beberapa hari sebelum tanggal perkiraan persalinan dengan didampingi oleh suami atau keluarga.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]