Show simple item record

dc.contributor.advisorYulia, Indah
dc.contributor.advisorNugraha, Antonius
dc.contributor.authorMirza, Syafi’
dc.date.accessioned2018-07-25T07:07:55Z
dc.date.available2018-07-25T07:07:55Z
dc.date.issued2018-07-25
dc.identifier.nim132210101084
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86403
dc.description.abstractBudaya pengobatan tradisional telah lama dikenal di Indonesia, ini dibuktikan dengan adanya relief candi yang bercerita tentang jamu. Selain itu juga banyak naskah-naskah kuno yang menyatakan tentang pengobatan di suku-suku lain seperti kitab Usada (Bali), dan Lontarak Pabbura (Sulawesi Selatan). Obat tradisional digunakan masyarakat secara turun-temurun. Tapi, seiring perkembangan zaman, pemanfaatan tanaman sebagai obat sudah berkurang. Ini disebabkan proses pewarisannya hanya melalui lisan dan tidak adanya dokumentasi tentang tanaman obat tersebut. Penyebab lain adalah belum dilakukan uji klinik mengenai obat tradisional, sehingga tidak mudah meyakinkan masyarakat dalam menggunakan obat tradisional. Hal tersebut mendorong dilakukannya penelitian, pelestarian tanaman sebagai obat, salah satunya dengan etnofarmasi. Tengger merupakan salah satu suku di Indonesia yang masyarakatnya masih bersikukuh dengan tradisi yang diwariskan para pendahulunya. Suku Tengger terbagi dalam beberapa desa yang tersebar di empat kabupaten yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Desa-desa yang dimaksud adalah Ngadas, Jetak, Wonotoro, Ngadirejo, dan Ngadisari (Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo), Tosari, Wonokitri, Sedaeng, Ngadiwono, Podokoyo (Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan), Keduwung (Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan), Ngadas (Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang), dan Argosari serta Ranu Pani (Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang). Desa Keduwung Kecamatan Puspo, merupakan satu-satunya desa yang belum pernah dilakukan penelitian etnofarmasi sebelumnya. Oleh karena itu, untuk melengkapi data etnofarmasi Suku Tengger dan untuk pelestarian pengobatan tradisional serta memberikan kontribusi terhadap perkembangan obat bahan alam, maka penting dilakukan studi etnofarmasi di Desa Keduwung. Hasil penelitian etnofarmasi pada masyarakat Suku Tengger Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan didapatkan 15 informan yang mengetahui dan menggunakan obat tradisional untuk mengobati penyakit. Dari informan tersebut diperoleh informasi mengenai budaya pengobatan suku Tengger yaitu terinventarisasi 45 jenis tumbuhan, dua jenis produk hewan, dua bahan mineral yang digunakan sebagai obat, 34 jenis penyakit yang diobati menggunakan obat tradisional serta 75 resep tradisional yang dimanfaatkan untuk pengobatan. Berdasarkan metode perhitungan use value (UV), informan consensus factor (ICF), dan fidelity level (FL), terdapat beberapa tanaman yang sering digunakan untuk mengobati penyakit dan dianggap penting untuk dilakukan uji bioaktivitas lebih lanjut yaitu adas, dringu, bawang putih untuk mengobati penyakit panas pada balita, tepung otot untuk mengobati nyeri sendi dan otot, pulosari untuk mengobati panas pada balita, kayu ampet untuk mengobati diare, kunir untuk mengobati gatal-gatal.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEtnofarmasien_US
dc.subjectSuku Tenggeren_US
dc.subjectDesa Keduwungen_US
dc.subjectKecamatan Puspoen_US
dc.subjectPasuruanen_US
dc.titleStudi Etnofarmasi Suku Tengger Desa Keduwung Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruanen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record