ANALISIS HISTOPATOLOGI PEMBULUH DARAH TIKUS BERDASARKAN JARAK LUKA MASUK PASCA PAPARAN LISTRIK
Abstract
Electric injury atau cedera akibat sengatan listrik merupakan suatu
kerusakan pada jaringan atau organ tubuh akibat adanya aliran arus listrik yang
melewati tubuh (Zidni, 2010). Fenomena electric injury ini relatif jarang terjadi.
Meskipun kasus ini jarang terjadi, namun angka morbiditas dan mortalitas dari
kejadian ini sangat tinggi (Karimi et al., 2015).
Pembuluh darah merupakan salah satu organ yang mengalami kerusakan
ketika terjadi electric injury. Kerusakan yang terjadi pada pembuluh darah salah
satunya berupa trombus yang dapat mengganggu sirkulasi. Untuk mengatasi hal
tersebut, banyak sekali cara yang digunakan sebagai penatalaksanaan electric
injury, seperti penggunaan trombolitik, debridement, microvascular surgery, dan
sebagainya (Fish, 2000; Moenadjat, 2009; Aghakhani et al., 2014; Daley, 2017).
Pada teknik microvascular surgery, dibutuhkan kepastian keadaan pembuluh
darah yang bebas dari trombus. Berdasarkan fakta tersebut, dibutuhkan suatu
penelitian untuk mengetahui kejadian trombus di berbagai titik pada pembuluh
darah dari luka masuk, sehingga tatalaksana electric injury diharapkan lebih baik
dari sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti tentang analisis
histopatologi pembuluh darah tikus berdasarkan jarak luka masuk pasca paparan
listrik. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis histopatologi
pembuluh darah tikus berdasarkan jarak luka masuk pasca paparan listrik.
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan gambaran histopatologi
pembuluh darah arteri saphena dekstra, khususnya trombus yang signifikan pasca
paparan listrik berdasarkan jarak luka masuk di hari ke-0, ke-3, ke-7, dan ke-10.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental sebenarnya
(true experimental laboratories) dengan rancangan penelitian post test only
control group design. Penelitian ini menggunakan sampel tikus galur Wistar dengan jumlah 25 ekor. 25 ekor tikus tersebut dibagi menjadi lima kelompok yang
terdiri dari kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Masing-masing kelompok
berisi lima ekor tikus. Perlakuan yang diberikan berupa paparan listrik sebesar
140 V selama 17 detik. Kelompok perlakuan kemudian dibedakan berdasakan hari
terminasi tikus. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberi
paparan listrik, kelompok H0 diterminasi pada hari ke-0 pasca paparan listrik,
kelompok H3 diterminasi pada hari ke-3 pasca paparan listrik, kelompok H7
diterminasi pada hari ke-7 pasca paparan listrik, kelompok H10 diterminasi pada
hari ke-10 pasca paparan listrik. Perlakuan dilakukan setelah semua tikus
diadaptasi selama tujuh hari.
Pada penelitian ini, histopatologi pembuluh darah yang diamati yaitu
persentase trombus terhadap lumen pembuluh darah arteri saphena dekstra pada 0
cm dari luka masuk, 1 cm dari luka masuk, dan 2 cm dari luka masuk. Persentase
dihitung dengan cara menghitung luas lumen trombus dibagi dengan luas lumen
pembuluh darah, kemudian dikalikan 100%. Alat hitung luas tersebut
menggunakan kamera mikroskop olympus bx53t pada perbesaran 400 kali. Hasil
penelitian kemudian diolah menggunakan apliaksi analisis data. Hipotesis
diterima apabila hasil analisis data menggunakan One Way Anova atau Kruskall
Wallis menghasilkan p<0.05.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada gambaran histopatologi pembuluh darah, khususnya trombus
pasca paparan listrik berdasarkan jarak luka masuk di hari ke-0, ke-3, ke-7, dan
ke-10.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]