PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA DISERTAI PENERAPAN AUTHENTIC ASSESSMENT SUB POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI PADA SISWA KELAS VIIA MTsN JEMBER III TANGGUL SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2009/2010
Abstract
Pelaksanaan pembelajaran matematika di depan kelas tidak cukup hanya
membekali peserta didik dengan berbagai pengetahuan matematika, tetapi lebih dari
itu diperlukan upaya nyata yang dilaksanakan secara intensif untuk
menumbuhkembangkan kemampuan memperoleh pengetahuan matematika,
diantaranya adalah pemecahan masalah. Salah satu pembelajaran yang mengajarkan
kepada siswa bagaimana langkah untuk memecahakan masalah adalah pembelajaran
pemecahan masalah model Polya. Penyempurnaan dan perbaikan pembelajaran
matematika juga diiringi dengan sistem penilaian (assessment) yang baik pula. Salah
satu alternatif penilaian yang sedang dikembangkan adalah Penilaian Autentik
(Authentic Assessment) yang menilai pengetahuan dan keterampilan siswa.
Permasalahan yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan
pembelajaran pemecahan masalah model Polya disertai Authentic assessment,
bagaimana aktivitas siswa dan ketuntasan belajar siswa sedangkan penelitian ini
bertujuan untuk adalah mengetahui penerapan pembelajaran pemecahan masalah
model Polya yang disertai penerapan Authentic Assessment, aktivitas siswa dan
ketuntasan belajar siswa
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA MTsN Jember III Tanggul
tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 39 siswa dengan rincian 21 siswa laki-laki
dan 18 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, tes, dokumentasi dan pemberian tugas. Penelitian ini
dilaksanakan dari tanggal 12 Mei hingga 26 Mei 2010. Pelaksanaan siklus I dan II
x
tidak jauh berbeda, namun persentase ketuntasan belajar lebih ditingkatkan lagi yakni
80%. Hal itu karena pada siklus I ketuntasan belajar siswa mampu mencapai 79,49%
dan pada siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan yang nantinya mampu menunjang
ketuntasan belajar siswa. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
berupa hasil observasi aktivitas siswa dan guru sedangkan data kuantitatif berupa
nilai dari penilaian penugasan/proyek, penilaian portofolio (LKS, PR), tes akhir, juga
data numerik dari observasi aktivitas siswa.
Hasil yang diperoleh dari pembelajaran yang telah dilakukan menunjukkan
aktivitas individu dan kelompok cenderung meningkat disetiap pembelajaran.
Persentase aktivitas diskusi dalam setiap pembelajaran yaitu 78,63%; 83,76%;
82,91%; 88,89%. Persentase aktivitas prosedur pengerjaan LKS dalam setiap
pembelajaran yaitu 100% sedangkan persentase aktivitas interaksi siswa dalam setiap
pembelajaran adalah 85,75%; 88,89%; 89,46%; 92,02%. Persentase kesigapan
kelompok berturut-turut selama empat kali pembelajaran yaitu 100%; 100%; 95,83%;
95,83. Persentase pengerjaan LKS selama empat kali pembelajaran yaitu 83,33%;
83,33%; 91,67%; 95,83%, sedangkan persentase pengumpulan LKS mencapai 100%
dalam setiap pembelajaran. Persentase aktivitas guru selama mengajar sebesar
96,30% dan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 79,49% pada
siklus I dan 87,18% pada siklus II.