PENERAPAN PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS TEORI VAN HIELE (PBH) SUB POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT SEGIEMPAT SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 5 TANGGUL SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2009/2010
Abstract
Model pembelajaran geometri berbasis teori van Hiele (PBH) merupakan
model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat berpikir siswa dalam
geometri dan juga bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar lain (penguasaan bahan
pembelajaran dan kerjasama). Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi
matematika SMPN 5 Tanggul pembelajaran geometri yang dilaksanakan masih
bersifat konvensional dan tanpa memperhatikan tingkat perkembangan berpikir siswa
dalam geometri, maka dalam penelitian ini diterapkan pembelajaran PBH. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan, aktivitas, ketuntasan dan tingkat
perkembangan berpikir geometri siswa dalam geometri setelah penerapan
pembelajaran PBH.
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIIB SMPN 5 Tanggul tahun
ajaran 2009/2010, yang berjumlah 42 siswa yang terdiri dari 26 siswa perempuan dan
16 siswa laki-laki. Siswa tersebut memiliki tingkat perkembangan berpikir geometri
yang berbeda-beda yaitu visualisasi 66,67%, analisis 21,43%, dan deduksi informal
11,9%. Metode pengumpulan data yaitu observasi, tes, angket dan wawancara.
Proses penelitian diawali tes awal untuk mengetahui tingkat perkembangan
berpikir siswa dalam geometri, kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan urutan
fase prainstruksional (pembentukan kelompok), penyajian informasi (pemberian LKS),
penegasan dan integrasi. Penerapan pembelajaran geometri berbasis teori van Hiele
(PBH) sub pokok bahasan sifat-sifat segiempat siswa kelas VIIB SMP Negeri 5
Tanggul semester genap tahun ajaran 2009/2010 dapat terlaksana dengan lancar.
penerapan model PBH mendapat respon baik dari guru bidang studi dan siswa. Siswa
tertarik terhadap pembelajaran ini karena setiap siswa mendapat LKS yang sesuai
dengan kemampuannya untuk menemukan konsep disediakan alat peraga dan LKSnya
terdapat gambar sehingga tidak membosankan waktu membaca. Selain itu, Siswa
mengaku senang dengan penerapan pembelajaran ini, apalagi dengan keberadaan LKS
yang disusun sedemikian rupa sehingga siswa sendiri yang menyimpulkan materi yang
ix
mereka pelajari. Kelebihan penerapan model PBH pada penelitian ini dibanding
dengan teori model PBH yaitu pada penyajian informasi melalui pengerjaan LKS,
siswa tidak hanya mengerjakan 1 LKS untuk kelompok tetapi siswa juga diminta
untuk mengerjakan kembali LKS yang sama sebagai arsip individu bertujuan untuk
mereview informasi apa saja yang diperoleh siswa setelah melakukan percobaan
mengidentifikasi sifat-sifat segiempat.
Hasil analisis data diperoleh bahwa aktivitas selama pembelajaran rata-rata
aktif, yaitu pembelajaran I mencapai 75,3%, pembelajaran II mencapai 84,3%,
pembelajaran III mencapai 88,6% dan pembelajaran IV mencapai 78,89%. Aktivitas
selama pembelajaran mengalami peningkatan, meskipun pada pembelajaran terakhir
mengalami penurunan persenatse aktivitas siswa. Ketuntasan klasikal yang tercapai
selama proses pembelajaran adalah 76,9%.
Perkembangan tingkat berpikir dapat dilihat dari jawaban siswa pada tes
perkembangan konsep geometri. Sebelum pembelajaran diketahui ada beberapa siswa
yang menyatakan bahwa persegipanjang adalah persegi, garis yang berhadapan pada
persegi adalah tegak lurus. Namun setelah pembelajaran persentase jumlah siswa yang
menyatakan hal tersebut menurun. Berdasarkan tes diketahui terjadi peningkatan
tingkat perkembangan berpikir siswa dalam geometri. Sebelum pembelajaran tingkat
visualisasi mencapai 66,67%, namun setelah pembelajaran tingkat visualisasi menurun
menjadi 23,81%. Untuk tingkat analisis sebelum mencapai 21,43% setelah
pembelajaran menjadi 11,91%. Tingkat deduksi informal sebelum pembelajaran
mencapai 11,9% setelah pembelajaran mencapai 38,09%. Tingkat deduksi yang
sebelumnya 0%, setelah pembelajaran menjadi 16,66%. Dari hasil pembelajaran
diketahui bahwa sebagian besar tingkat berpikir siswa mengalami peningkatan, namun
ada beberapa siswa yang mengalami penurunan tingkat berpikir dan sulit
diklasifikasikan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model PBH mampu
menggeser tingkat berpikir siswa dalam geometri ke tingkat yang lebih tinggi dan
terbukti bahwa model pembelajara geometri berbasis teori van Hiele (PBH) dapat
meningkatkan tingkat berpikir siswa secara signifikan.