dc.description.abstract | Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental
laboratoris dengan rancangan penelitian the post test only control group design.
Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Desember 2017 di
Laboratorium Fisiologi, Mikrobiologi, dan Biosience Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember. Jumlah keseluruhan sampel penelitian yang digunakan
sebanyak 12 sampel; terdiri dari 3 kelompok penelitian yaitu kontrol, P1 (injeksi
P. gingivalis), P2 (injeksi streptozotocin (STZ)), dan P3 (injeksi STZ dan P.
gingivalis) dengan besar sampel sebanyak 3 untuk setiap kelompok penelitian.
Prosedur penelitian terdiri dari persiapan hewan coba, persiapan bahan perlakuan,
pembuatan media kultur dan suspensi P. gingivalis, pembuatan larutan STZ,
prosedur perlakuan dengan injeksi bahan, pengambilan sampel GCF, dan uji
Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Kelompok kontrol tidak dilakukan
induksi, kelompok P1 diinjeksi 0,05 ml P. gingivalis pada area sulkus gingiva
distobukal dan distopalatal gigi molar pertama rahang atas, kelompok P2 diinjeksi
dengan STZ dengan dosis bertingkat, dan kelompok P3 diinjeksi keduanya.
Setelah itu dilakukan pengambilan sampel GCF dengan paper point no.15 pada
sulkus gingiva hewan coba, 1 hari setelah injeksi terakhir. Kemudian sampel
dilakukan uji ELISA untuk melihat kadar adiponektin pada serum GCF tersebut.
Data hasil pengamatan didapatkan rata-rata kelompok kontrol (4,45), P1
(3,68), P2 (3,58), dan P3 (3,56). Kemudian dilakukan analisis secara statistik
dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Levene maka didapatkan data hasil
penelitian berdistribusi normal dan tidak homogen sehingga dilanjutkan dengan
uji statistik non parametrik Kruskall Wallis. Hasil uji Kruskall Wallis didapatkan
nilai signifikansi (p) sebesar 0,008 (p<0,05) menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna pada seluruh kelompok penelitian. Setelah uji Kruskall
Wallis, maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Hasil uji Mann-Whitney
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antar kelompok penelitian
yang ditandai dengan nilai signifikansi (p<0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adiponektin dapat digunakan sebagai
marker keradangan. Kadar adiponektin tertinggi ditemukan pada kelompok
kontrol yang tidak mengalami keradangan sedangkan kadar adiponektin terendah
ditemukan pada kelompok P3 yang diinduksi STZ dan P. gingivalis.
Kemungkinan, induksi keduanya memicu peningkatan keradangan dan penurunan
kadar adiponektin.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah keradangan yang dipicu oleh induksi
P. gingivalis dan diabetes melitus dapat menurunkan kadar adiponektin pada GCF
hewan coba. | en_US |