dc.description.abstract | Miskonsepsi sering terjadi pada mata pelajaran IPA yang dekat sekali
dengan kehidupan siswa. Siswa seringkali menyederhanakan dan membuat
konsep yang kurang berdasar dari pemikiran para ahli. Miskonsepsi dan
ketidakpahaman materi merupakan dua hal yang berbeda. Metode CRI adalah
suatu cara yang dapat membedakan siswa paham konsep yang benar, siswa tidak
tahu konsep, siswa menebak, dan siswa miskonsepsi. Salah satu materi yang dekat
sekali dengan siswa adalah materi tentang perkembangbiakan tumbuhan. Materi
ini diakui guru sulit untuk disampaikan, karena banyaknya cakupan materi dan
diperlukan pengamatan dalam proses pembelajarannya. Kesulitan itu juga
dirasakan oleh siswa, sehingga tidak jarang materi ini adalah materi yang sering
dimiskonsepsikan oleh siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
miskonsepsi materi perkembangbiakan tumbuhan menggunakan CRI pada siswa
kelas VI SD.
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SDN Jember Kidul 02
tahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari 41 siswa. Rancangan penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian kuantitatif.
Prosedur penelitian ini meliputi wawancara awal dengan guru kelas, penyusunan
dan validasi instrumen tes, identifikasi miskonsepsi siswa dengan tes pilihan
ganda disertai tingkat keyakinan (CRI), mengolah data hasil penelitian, analisis
data, lalu menarik kesimpulan. Siswa diminta untuk menjawab soal yang menurut
mereka paling tepat dan memberikan nilai CRI pada lembar jawaban. Skala CRI
yang digunakan adalah skala yang disusun oleh Hasan, Bagayoko, dan Kelley
yaitu 0-5. Setelah itu siswa dianalisis perbutir soal jika siswa menjawab benar dan
mempunyai nilai CRI yang rendah (0-2) dapat menandakan jawaban yang benar
pada siswa merupakan faktor keberuntungan yaitu dengan menebak (Mn). Jika
jawaban siswa benar dan mempunyai nilai CRI yang tinggi (3-5) menandakan
siswa mempunyai konsep pengetahuan yang benar (PK). Jika siswa memiliki
jawaban yang salah dan nilai CRI rendah (0-2), maka menandakan siswa tidak
tahu konsep pengetahuan yang benar (TTK). Jika jawaban salah tetapi siswa
memiliki nilai rata-rata CRI yang tinggi (3-5), maka dapat dipastikan siswa
memiliki miskonsepsi (M). Setelah itu dilakukan penghitungan persentase lalu
dikategorikan miskonsepsi itu ke dalam kategori rendah, sedang, dan tinggi.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah metode CRI efektif dalam
mengidentifikasi siswa yang mengalami miskonsepsi. Banyak siswa kelas VI di
SDN Jember Kidul 02 yang terindikasi mengalami miskonsepsi pada materi
perkembangbiakan tumbuhan. Hal ini dikarenakan banyak sekali siswa yang
menjawab soal dengan pengetahuannya sendiri, tetapi jawaban yang siswa berikan
adalah jawaban yang salah (jawaban pengecoh). Setelah siswa menjawab salah,
banyak siswa merasa yakin dengan jawaban mereka yang tertera pada lembar
soal. Siswa kelas VI SDN Jember Kidul 02 mengalami miskonsepsi materi
perkembangbiakan tumbuhan dengan persentase 50,11%. Persentase tersebut
dikategorikan sedang. Miskonsepsi tertinggi pada materi menjelaskan bunga
sempurna yaitu sebesar 97,56%, sedangkan terendah pada materi mengidentifikasi
perantara penyerbukan oleh serangga berdasarkan ciri-ciri bunga yaitu sebesar
7,32%. Dari hasil penelitian ini diharapkan guru dapat memberikan perhatian
kepada siswa seperti dengan menggabungkan beberapa metode pembelajaran
untuk mengajarkan materi tersebut agar dapat meminimalisir miskonsepsi pada
materi perkembangbiakan tumbuhan. Metode CRI ini juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi konsep-konsep lainnya dengan terlebih dahulu menjelaskan
secara detail bagaimana penggunaannya. | en_US |