dc.description.abstract | YPPAI memiliki konteks budaya yang mengkedepankan rasa
kebersamaan dan kepercayaan sehingga dapat melakukan segala aktivitas dengan
tentram tanpa adanya konflik. Konten budaya ini membuat karakteristik yang
unik jika nilai budaya kebersamaan itu tertuang dalam praktik akuntansi yang
telah lama dijalankan oleh YPPAI dimana organisai ini menggeser kewajiban
akan laporan keuangan yang seharusnya dibuat oleh sebuah entitas, namun tidak
pernah mengalami konflik.
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap bagaimana para aktor dalam
memaknai sistem kebersamaan dalam praktik akuntansi yang diterapkan pada
pondok pesantren AL – IMAM, dan membuat model laporan keuangan internal
yayasan yang sesuai dengan budaya pondok pesantren AL – IMAM. Dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data
wawancara oleh beberapa pengurus Yayasan antara lain Kya sebagai ketua
sekaligus pemilik Yayasan, Bendahara Yayasan, Pengasuh Yayasan, dan beberapa
santri. Metode Etnometodologi digunakan dalam upaya menggambarkan
bagaimana perilaku atau tindakan para aktor dalam lingkup “etniknya” yang
terkait dengan pola interaksi yang terjadi dan melatar belakangi tindakan, dan
kajiannya mengarah terhadap upaya pemahaman makna sistem “kebersamaan”. Hasil penelitian menunjukkan Praktik akuntansi berbasis sistem
kebersamaan sangat khas, dibangun oleh kelompok organisasi Islam yaitu yayasan
ponpes AL-IMAM sehingga wajar karakter akuntansi yang dihasilkan ini tidak
luput dari nilai –nilai budaya yang dipayungi oleh nilai – nilai Islam. Akuntansi
berbasis sistem kebersamaan hidup ditengah perkembangan akuntansi di
Indonesia, dan secara kebetulan lahir dari rahim organisasi Islam yayasan ponpes
yayasan ponpes AL-IMAM.
Makna praktik akuntansi berbasis sistem kebersamaan merupakan
integrasi dari lima makna yang telah ditemukan yang membentuk satu kesatuan
makna. Kelima makna tersebut yaitu, Gotong royong, Kekeluargaan,
Kepercayaan, Jiwa Amanah berlandaskan spiritual Islam, dan Dorongan kerja
keras meningkatkan kesejahteraan ponpes. Sistem makna kebersamaan yang
menyatu tersebut dilukiskan seperti “limas segitiga yang dipayungi oleh “jiwa
amanah berlandaskan spiritual Islam”.
Disusunnya model laporan keuangan yang sederhana tanpa meinggalkan
karakteristit YPPAI untuk memenuhi kebutuhan informasi keuangan intern
yayasan yang telah disempurnakan dalam FDG sebagai umpan balik yang
dilakukan peneliti kepada pengurus YPPAI sehingga dapat menghasilkan
konstruksi laporan keuangan yang dapat diterima oleh pengurus YPPAI dan
sesuai dengan keadaan lingkungan YPPAI.
Model laporan keuangan yang disusun untuk kepentingan internal tersebut
tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan eksternal yayasan, maka dibutuhkan
SDM dalam YPPAI agar bisa menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan
standar - standar juga sistem makna dan konstruksi akuntansi yang melekat pada
praktik akuntansi berbasis sistem kebersamaan merupakan satu kesatuan yang
utuh tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. | en_US |