dc.description.abstract | Pada pembelajaran IPA, informasi yang diberikan kepada siswa harus
disajikan secara efektif dan menarik agar siswa mudah memahami dan
menerima materi yang disampaikan oleh guru. Guru perlu pempertimbangkan
strategi/teknik yang tepat dalam membelajarkan IPA dan menyesuaikan
materi yang akan dibelajarkan, namun kenyataannya masih banyak siswa
yang belum memahami pelajaran IPA sehingga siswa cenderung malas dan
tidak tertarik dengan materi yang disajikan oleh guru. Pembelajaran seperti
itu akan menyebabkan kegiatan siswa hanya mendengarkan, membaca,
mencatat dengan cara menulis ulang dalam buku catatannya tanpa ada proses
menalar dan menyajikan materi dengan karakteristik siswa sendiri, oleh
karena itu catatan siswa terlihat monoton dan membosankan, sehingga siswa
sendiri akan cenderung malas untuk membaca catatannya sendiri. Dalam
penelitian ini menggunakan teknik mind mapping dan teknik peta konsep
untuk membuat catatan menjadi lebih ringkas. pada peta konsep hanya
mengutamakan unsur kata-kata yang saling berhubungan dan berkaitan dalam
sub topik terhadap sub-sub topik selanjutnya. Berbeda Teknik mind mapping
merupakan salah satu cara yang dapat menjadikan proses pembelajaran IPA
menjadi bermakna. Mind mapping merupakan cara belajar dengan meringkas
materi dalam bentuk pemetaan pikiran melibatkan cara kerja kedua belah otak
dengan variasi gambar, warna, dan simbol.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Patrang 02 Jember, Jenis
penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan pola nonequivalent
control group design. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IVA dan IVB. Sebelum menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol,
maka dilakukan uji homogenitas terhadap populasi. Berdasarkan hasil uji
Levene yang telah dilakukan dengan bantuan SPSS versi 21, diketahui
besarnya koefesien F = 0,256, koefesien F menunjukkan lebih besar dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan varians diantara
kedua kelompok yang dijadikan sebagai sampel pada penelitian ini atau dapat
dikatakan bahwa kedua kelas tersebut homogen. Penentuan kelas eksperimen
dan kelas kontrol dilakukan dengan cara pengundian untuk menentukan kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Metode pengumpulan data menggunakan metode tes yang merupakan
data utama dalam penelitian ini. Skor tes siswa berupa nilai hasil pre-test dan
post-test yang dianalisis dengan menggunakan rumus uji-t. Hasil perhitungan
dengan rumus uji-t diperoleh thitung = 3,845 signifikan pada p = 0,000, karena
koeefisien ini lebih kecil dari 0,05 sebagai batas penolakan hipotesis 0 maka,
hal tersebut menunjukkan bahwa keputusannya hipotesis nihil (H0) ditolak
dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dari uji-t yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-test kelas eksperimen 83,85 dan kelas
kontrol menunjukkan nilai rata-rata post-test yang didapat sebesar 77,96.
Hasil rata-rata post-test dari kedua kelas memberikan hasil yang berbeda
dimana nilai rata-rata post-test kelas eksperimen lebih besar dibandingkan
dengan nilai rata-rata post-test dari kelas kontrol. Selain uji-t dilakukan uji
efektifitas relatif yang digunakan untuk mengetahui nilai efektifitas teknik
mind mapping jika diterapkan dalam suatu pembelajaran. Hasil analisis uji
efektifitas relatif diperoleh ER kelas eksperimen = 44,42%, sedangkan ER
kelas kontrol = 37,19%, sedangkan ER untuk kedua kelompok menunjukkan
7,28% yang artinya penggunaan teknik mind mapping lebih efektif sekitar
7,28% dibandingkan dengan penggunaan teknik peta konsep.
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka, dapat disimpulkan bahwa
ada perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan teknik mind
mapping dengan teknik peta konsep terhadap hasil belajar IPA pokok
bahasan Pengaruh Perubahan Lingkungan Fisik terhadap Daratan. | en_US |