PENENTUAN SUDUT ROTASI OPTIK SPESIFIK BAHAN MADU MENGGUNAKAN POLARIMETER
Abstract
Madu merupakan cairan kental yang memiliki warna kuning kecoklatan
dan rasa manis. Madu memiliki kandungan gula yang tinggi berupa fruktosa
38,19%, glukosa 31%, dan sukrosa 1,31%. Berdasarkan komposisi tersebut,
fruktosa dan glukosa yang terdapat dalam madu memberikan kontribusi pada sifat
optik aktif yang dimiliki oleh madu. Sifat optik aktif merupakan kemampuan
suatu zat tertentu untuk memutar bidang cahaya terpolarisasi yang dapat diukur
menggunakan polarimeter. Polarimeter merupakan perangkat untuk analisa yang
didasari oleh pengukuran sudut putaran sinar monokromatis karena cahaya itu
terpolarisasi linier oleh bahan yang bersifat optik aktif. Sifat optik aktif dari suatu
bahan dapat diketahui dari besarnya sudut rotasi optik spesifik 𝛼. Peneliti
melakukan penelitian untuk mengetahui sifat optik yang terdapat pada madu.
Dikarenakan sebagian besar komposisi penyusun madu adalah gula (glukosa dan
sukrosa). Sehingga peneliti berusaha mencari bagaimana sifat optik aktif yang
dimiliki oleh madu berdasakan sudut rotasi optik spesifik yang dihasilkan oleh
madu. Penelitian dilakuakan dengan menggunakan perubahan konsentrasi yang
bertujuan untuk mengetahui perubahan sudut putar bidang polarisasi 𝜃 dan sudut
rotasi optik spesifik 𝛼 yang dihasilkan.
Penelitian dilakukan menggunakan polarimeter yang terdiri dari laser
HeNe, polariser, wadah sampel (dengan panjang 2 dm), dan analiser. Selain itu
juga ditambahkan sebuah converter yang dibuat dalam bentuk rangkaian
transimpedace amplifier dengan menggunakan IC lf357 dan foto dioda bpw 34.
Converter tersebut digunakan untuk mengubah intensitas keluaran dari laser HeNe
menjadi besaran tegangan. Nilai tegangan yang diperoleh akan digunakan untuk
menghitung besarnya sudut putar bidang polarisasi 𝜃, sehingga dapat ditentukan besarnya sudut rotasi optik spesifik 𝛼.
Setelah dilakukan penelitian diperoleh besarnya intensitas laser HeNe
dalam bentuk tegangan dengan intensitas awal laser sebesar 1,43 volt. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan empat buah jenis madu yang terdiri dari madu A,
madu B, madu C, dan madu D. Hasil penelitian yang diperoleh merupakan
besarnya sudut putar bidang polarisasi yang berbanding lurus dengan konsentrasi.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya suatu pola linier pada grafik hubungan antara
sudut putar bidang polarisasi dengan konsentrasi, dimana kelinieran yang
diperoleh pada masing-masing jenis madu rata-rata diatas 90% mendekati linier.
Dengan data paling linier terletak pada madu C dengan kelinieran mencapai
97,76% dan untuk kelinieran terendah terletak pada madu A yaitu sebesar
91,21%. Sedangkan untuk madu B dan madu D masing-masing sebesar 95,43%
dan 93,07%. Selain itu, untuk sudut rotasi optik spesifik yang diperoleh pada
masing-masing madu juga berbanding lurus dengan konsentrasi madu yang
digunakan, dengan kelinieran data yang diperoleh rata-rata diatas 90% mendekati
linier. Dengan data paling linier terletak pada madu C dengan kelinieran mencapai
97,21% dan untuk kelinieran terendah terletak pada madu A yaitu sebesar
92,42%. Sedangkan untuk madu B dan madu D masing-masing sebesar 96,11%
dan 96,3%.