dc.description.abstract | Pelayanan neonatus merupakan pelayanan untuk bayi usia 0 - 28 hari.
Permasalahan kesehatan anak masih sangat besar dan angka kematian bayi di Indonesia
masih sangat tinggi. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam
usia kurang dari satu tahun per 1000 kelahiran hidup. Hasil Survei Penduduk Antar
Sensus (SUPAS) dalam Profil Kesehatan Indonesia 2015 menunjukkan AKB di
Indonesia sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup. Profil kesehatan Jawa Timur 2014
menunjukan AKB di atas 26,66 per 1.000 kelahiran hidup angka ini lebih tinggi dari
AKB nasional. Kabupaten Jember berada pada posisi nomor 2 tertinggi di Jawa Timur
dengan 54,72 per 1.000 kelahiran. Kejadian kematian bayi dalam tiga tahun disetiap
Kecamatan sangat bervariasi dan kejadian tertinggi kematian bayi berada di Kecamatan
Sukowono. 79,3% kematian bayi di Kabupaten Jember dan 80% kematian bayi di
Kecamatan Sukowono terjadi pada masa neonatus. Masa neonatus memang menjadi
masa paling berIsiko terhadap gangguan kesehatan pada bayi oleh karena itu
diperlukan pelayanan kesehatan yang baik pada masa itu. Pelayanan neonatus
dibutuhkan untuk menjaga kesehatan bayi ketika baru lahir sampai usia 28 hari.
Pencapaian pelayanan neonatus di Sukowono pada tahun 2016 masih belum mencapai
target.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan pelayanan
neonatus menggunakan teori sistem yang dilihat dari input, process, dan output dari
pelayanan neonatus. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis studi
kasus. Menggambarkan komponen pelayanan yang digunakan dalam pelayanan
neonatus. Dilakukan di Puskesmas Sukowono dan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu input terdiri dari man
(pengetahuan, usia, lama kerja, ketersediaan SDM,), money, material (logistik obat dan
media), machine (sarana dan peralatan kesehatan), method (pedoman, SOP, bentuk
pelayanan, akses masyarakat). Process yang terdiri dari Pelaksanaan (sosialisasi,
skrining, perawatan bayi, kunjungan neonatus, konseling, rujukan) dan pengawasan
(pencatatan dan pelaporan). Output yaitu capaian dari pelayanan neonatus.
Dari hasil penelitian ini diketahui input yaitu man dari tenaga paramedis masih
terdapat kekurangan perawat di ruang bersalin, pengetahuan masyarakat masih kurang
tentang pelayanan neonatus. Money yaitu dana masih mengalami kesulitan dalam
pengurusan dokumen pertanggungjawaban. Masih terdapat kekurangan di material dan
machine yaitu pada obat, peralatan di polindes, dan media promosi kesehatan. Method
yaitu pelaksanaan kegiatan masih belum sesuai pedoman. Dilihat dari proces yaitu
sosialisasi kurang melibatkan pihak desa dan tokoh masyarakat. Skrining bayi baru
lahir sudah tidak dilaksanakan lagi. Dalam Kunjungan neonatus masih ada bidan yang
melaksanakan pelayanan tidak sesuai ketentuan saat kunjungan rumah dan peralatan
yang dibawah. Konseling sudah dilaksanakan namun masyarakat masih kurang aktif
dalam berdiskusi. Rujukan terdapat kendala pada tempat rujukan hanya ke RSD
dr.Soebandi dan sering penuh. Pencatatan yaitu penggunaan buku KIA yang belum
optimal. Pelaporan masih terdapat perbedaan data di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kabupaten. Output yaitu capaian kunjungan neonatus masih belum tercapai karena
target yang terlalu tinggi. | en_US |