Motivasi Dan Upaya Lanjut Usia (Lansia) Bekerja Di Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso
Abstract
Saat ini Indonesia memasuki era penduduk berstruktur lansia (aging structured
population). Dari peningkatan penduduk lansia yang tiap tahunnya bertambah
menimbulkan berbagai permasalahan baik dari aspek sosial, ekonomi dan masalah
kesehatan. Dari peningkatan tersebut lansia juga dapat berpartisipasi dalam
meningkatkan perekonomian dengan bekerja dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hal tersebut tergambar di Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso dengan
banyaknya lansia dijumpai masih aktif melakukan pekerjaan guna memenuhi
kebutuhan hidup. Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui motivasi lansia masih
aktif bekerja dan upaya lansia bekerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang
motivasi dan upaya lanjut usia (lansia) bekerja. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Lokasi penelitian di lakukan
di Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso. Penentuan informan menggunakan
teknik purposive. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipan
pasif, wawancara semi terstrukutr, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian
dianalsisi untuk mendapatkan kesimpulan, dalam menguji keabsahan data
menggunakan teknik triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat beberapa alasan yang membuat
lansia masih aktif bekerja di antaranya adalah merasa masih sehat, hasrat untuk tetap
mandiri, memenuhi kebutuhan ekonomi, keinginan untuk memiliki barang, lingkungan
kerja yang mendukung dan tidak adanya larangan dari keluarga. Setelah peneliti
mengetahui tentang motivasi lansia bekerja, peneliti juga mendeskripsikan bentuk
ix
upaya dari lansia, yang meliputi: bekerja di sektor jasa dan wiraswasta, kerja
sampingan dan memanfaatkan bantuan sosial. Motivasi lansia untuk tetap aktif bekerja
serta melakukan upaya-upaya bekerja merupakan bentuk dari kemandirian lansia
untuk tidak bergantung kepada orang lain termasuk anaknya sendiri serta lansia
mempunyai persepsi yang positif terhadap dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan
pokoknya. Sehingga jika dilihat dalam konteks keberfungsian sosial, lansia mampu
untuk berfungsi dengan baik, yang mana lansia mampu dalam memenuhi atau
merespon kebutuhan dasar, menjalankan peranan sosial, serta menghadapi goncangan
dan tekanan (shock and stresses) yang ada dalam dirinya secara mandiri. Dengan
kondisi tersebut lansia tidak lagi dalam kedaan yang berisiko secara keberfungsian
sosialnya, dalam artian lansia yang dilatar belakangi sebagai kondisi yang mengalami
kemunduruan secara fisik maupun sosialnya mereka masih mampu menjaga keadaan
tetap kondusif dan mampu untuk hidup mandiri dalam memenuhi kebutuhan
pokoknya.