Keberadaan Telur Cacing Pita (Taenia Saginata) Melalui Uji Feses Sapi Bali (Bos Sondaicus) Di Kecamatan Kaliwates Serta Pemanfaatannya Sebagai Lembar Kerja Siswa (LKS)
Abstract
Cacing pita (Taenia saginata) termasuk genus Taenia. Penetasan, perkembangan dan kelangsungan hidup telur cacing pita (Taenia saginata) sangat bergantung pada suhu dan kelembaban. Proses yang cepat akan terjadi jika lingkungan hangat dan melambat selama lingkungan dalam keadaan dingin. Salah satu upaya untuk mengetahui adanya cacing pita pada ternak adalah dengan cara melakukan uji feses sapi. Penelitian dilakukan di rumah potong hewan (RPH) di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.
Tujuan pemilihan RPH pada Kecamatan Kaliwates ini dikarenakan pada Rumah Potong Hewan tersebut tempat berkumpulnya sapi dari berbagai daerah. Jenis sapi yang berada di Rumah Potong Hewan yaitu Sapi Bali (Bos sondaicus). Keberadaan cacing pita (Taenia saginata) di Rumah Potong Hewan Di Kecamatan Kaliwates terdapat 15 sampel feses sapi (sampel A-O). Sapi yang teridentifikasi cacing pita sebanyak 1 sampel yaitu sampel sapi O dan struktur tubuh cacing pita tersebut utuh. Pemeriksaan sampel feses sapi dengan menggunakan metode sedimentasi. Metode sedimentasi digunakan untuk menghitung cacing pita (Taenia saginata) yang mengendap bersama feses. Hasil perhitungan jumlah sampel pada Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember, dengan menggunakan metode sedimentasi yang digunakan untuk menghitung cacing pita (Taenia saginata) yang mengendap bersama feses. Berdasarkan hasil pengamatan dengan cara mengamati feses yang terdapat cacing pita (Taenia
xi
saginata). Cacing Pita (Taenia saginata) dewasa terdiri dari skoleks (kepala), alat penghisap dan leher. Scolex (kepala), alat penghisap dan leher strukturnya tidak jelas sehingga tidak dapat diukur, karena pada saat cacing pita dimasukkan di dalam aquades tubuhnya sangat lunak sehingga mudah untuk putus. Cacing pita dimasukkan di dalam aquades bertujuan untuk melunturkan kotoran yang menempel pada cacing pita. Tidak ada rostelum maupun kait pada skoleks. Lebar cacing pita (Taenia saginata) sekitar 0,3 milimeter. Ruas-ruas tidak jelas dan di dalamnya tidak terlihat struktur. Struktur tidak jelas karena pada saat pengamatan cacing pita, struktur tubuhnya sangat lunak sehingga rentan untuk terputus. Jumlah cacing yang ditemukan dalam 3 gram feses yaitu 1 cacing pita. Pemeriksaan cacing pita dengan jumlah total seluruh sampel feses yaitu sebanyak 15 sampel. Pada pengamatan sampel yang ke 15 terdapat 1 cacing pita dengan panjang 6 cm, berwarna kuning kecoklatan karena kotoran masih menenpel pada tubuh cacing pita, struktur tubuh cacing pita utuh. Cacing pita diletakkan pada kertas kemudian diukur panjangnya dengan menggunakan penggaris. Sedangkan keberadaan telur cacing pita dengan metode flotasi digunakan untuk menghitung telur cacing pita (Taenia saginata) yang dapat mengapung dengan menggunakan larutan gula garam jenuh. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa seluruh sampel (n = 15) telah terinfeksi telur cacing pita. Pemeriksaan sampel feses sapi dilakukan di laboratorium FKIP Biologi Universitas Jember. Menggunakan metode flotasi yang bertujuan untuk menemukan telur Cestoda, khususnya telur Taenia saginata. Jumlah telur yang ditemukan dalam 3 gram feses dari 15 sampel yaitu berkisar 5 sampai 272 telur cacing. Rata-rata keseluruhan telur cacing pita yaitu 119,3 butir telur. Telur Taenia saginata yang nampak dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 40μ dan perbesaran 10 x 100 μ. Berdasarkan hasil pengamatan dengan mikroskop, morfologi telur Taenia
xii
saginata berbentuk bulat. Telur ini memilki embriopor yang bergaris radier, mengelilingi embrio heksasan. Dalam pemeriksaan sampel feses dapat diamati dari karakteristik telur, yakni telur Taenia saginata yang berwarna coklat kekuning-kuningan karena tidak menyerap warna methylen blue. Hasil pemeriksaan telur cacing terhadap sampel feses sapi di RPH Kecamatan Kaliwates menunjukkan dari 15 ekor sapi yang terinfeksi Taenia saginata. Pada pemeriksaan sampel feses ditemukan telur cacing pita (Taenia saginata) di dalam 3 gram feses dengan 3 kali pengulangan sebanyak 5 sampai 272 butir telur cacing pita. Pemeriksaan telur cacing pita dengan jumlah total seluruh sampel feses yaitu sebanyak 15 sampel. Pada pengamatan sampel morfologi telur Taenia saginata berbentuk bulat. Telur ini memilki embriopor yang bergaris radier. Dapat diamati dari karakteristik telur, yakni telur Taenia saginata yang berwarna coklat kekuning-kuningan karena tidak menyerap warna methylen blue.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase telur cacing pita (Taenia saginata) pada sapi di Rumah Potong Hewan Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember sebesar 100% sebanyak 15 sampel feses yang diamati. Sehingga angka infeksi cacing pita Taenia saginata dikategorikan sangat tinggi. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa hasil validasi produk semua aspek berkategori baik. Hasil validasi lembar kerja siswa oleh ketiga validator yang terdiri dari validator ahli materi, validator ahli media dan pengguna yang merupakan Dosen Pendidikan Biologi Universitas Jember dan 1 guru biologi, yaitu Ibu Ika Lia Novenda S.Pd., M.Pd sebagai validator ahli materi, Bapak Vendi Eko Susilo S.Pd., M.Pd sebagai validator ahli media dan Ibu Kurtis Sita Warsita S.Pd sebagai validator pengguna. Berdasarkan hasil uji validasi lembar kerja siswa, dapat diketahui rerata skor validasi oleh Dosen Biologi ahli materi sebesar 27 dan nilai validasi sebesar 56% dengan kualitas kurang valid, sehingga masih perlu ada
xiii
perbaikan, sedangkan rerata skor validasi Dosen Biologi ahli media sebesar 36 dan nilai validasi sebesar 75% dengan kualifikasi valid, sedangkan rerata skor validasi guru biologi sebagai pengguna sebesar 42 dan nilai validasi sebesar 87,5% dengan kualifikasi valid. Berdasarkan ketiga validator tersebut diperoleh rerata skor sebesar 37 dan rerata nilai validasi 72,83% sehingga lembar kerja siswa yang telah disusun valid untuk disajikan, namun perlu perbaikan berdasarkan komentar umum yang diberikan oleh ketiga validator.