KAJIAN PROGRAM RUJUK BALIK (PRB) DI RUMAH SAKIT DAERAH (RSD) BALUNG KABUPATEN JEMBER TAHUN 2017
Abstract
Penyakit kronis termasuk penyakit tidak menular yang mempunyai durasi panjang dan umumnya berkembang lambat. Seseorang harus memerlukan perhatian medis secara berkelanjutan untuk mengendalikan penyakit kronis. Program Rujuk Balik (PRB) dikhususkan untuk pasien berpenyakit kronis dengan tujuan memudahkan akses pelayanan kesehatan bagi pasien penyakit kronis kondisi stabil. Peserta PRB Nasional hingga akhir tahun 2015 mencapai 34,05% atau sejumlah 401.848 peserta dari 1,18 Juta peserta dengan diagnosis penyakit kronis sesuai jenis penyakit tergolong dalam PRB. Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan Mei - Juni 2017, RSD Balung merupakan Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten Jember yang memiliki peserta PRB terendah tahun 2015-2016 yaitu sebanyak 6 peserta. Ditinjau dari kunjungan PRB di rumah sakit pada tahun 2016, hanya terdapat lima kunjungan peserta rujuk balik di RSD Balung padahal target kunjungan PRB adalah >5 kasus/minggu. Pencapaian kunjungan PRB belum memenuhi target. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji PRB di Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung Kabupaten Jember tahun 2017 menggunakan teori sistem.
Penelitian merupakan studi kasus kualitatif. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu input (man terdiri dari pengetahuan petugas kesehatan dan BPJS Kesehatan, kehadiran petugas BPJS Kesehatan, masa kerja, dan komitmen, money terdiri dari dana dan anggaran sosialisasi, material terdiri dari buku kontrol rujuk balik, surat rujuk balik, dan obat PRB, machine terdiri dari komputer dan jaringan, method terdiri dari alur dan standart PRB dan market), process (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan yang terdiri dari penulisan surat rujuk balik dan resep obat dan pendaftaran peserta di rumah sakit, dan pengawasan terdiri dari evaluasi rujukan dan pelaporan), dan output (capaian dari kunjungan program rujuk balik).Hasil penelitian ini diketahui input yaitu tidak ada lagi kontribusi kehadiran petugas BPJS Kesehatan pada pelayanan BPJS Kesehatan center. Komitmen kurang terjadi di poli syaraf. Tidak ada dana khusus yang digunakan untuk sosialisasi PRB oleh RSD Balung dan BPJS Kesehatan. Material yaitu buku kontrol PRB tidak tersedia di pelayanan BPJS Kesehatan center. Pelaksanaan alur PRB bagi petugas kesehatan di poli rawat jalan mudah sedangkan bagi peserta PRB kesulitan pada tahap pengambilan obat di FKTP. Selalu terjadi kekosongan atau ketidaklengkapan obat di FKTP. Komputer tidak digunakan dalam hal pelayanan pendaftaran peserta baru PRB. Aspek market, Peserta PRB tidak ingin lagi mengikuti PRB karena telah mengecewakan dalam pelaksanaannya saat menebus obat di FKTP. Process PRB, RSD Balung tidak memiliki strategi khusus dalam menerapkan PRB. Koordinasi antar petugas kesehatan dengan petugas BPJS Kesehatan dilakukan melalui tim pengendali. Dokter spesialis syaraf tidak pernah menuliskan surat rujuk balik. Pendaftaran peserta baru rujuk balik tidak ada lagi sejak 2016. Pelaporan jumlah dan kunjungan peserta dilakukan oleh intern BPJS Kesehatan. Output capaian kunjungan peserta PRB belum memenuhi target.
Saran dari peneliti terhadap hasil dari penelitian, pertama bagi RSD Balung untuk tetap dilaksanakan rujuk balik di poli penyakit dalam dan syaraf , melakukan koordinasi internal terkait PRB agar dokter spesialis sama-sama melakukan PRB. Sebaiknya RSD Balung memberlakukan SOP tentang surat DPJP kepada pasien sehingga penggunaan surat DPJP diberikan kepada pasien yang tepat. Kedua, bagi petugas BPJS Kesehatan agar menindaklanjuti keluhan pesera PRB tentang kekosongan obat dan menyampaikan pada pimpinan BPJS Kesehatan Cabang Jember, melakukan perencanaan penambahan kerja sama apotek jejaring pada wilayah Jember Timur dan Selatan. Untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang PRB di FKTP dan ketersediaan stok obat PRB di apotek jejaring BPJS Kesehatan.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]