dc.description.abstract | Penyakit kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan
Mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit, mukosa mulut, saluran
napas bagian atas, sistem retikuoendotelial, mata, otot, tulang, dan testis, kecuali
susunan saraf pusat. Penyakit kusta ada dua tipe yaitu kusta tipe Multi Basiler dan
kusta tipe Pausi Basiler. Cara penularan kusta menurut sebagian besar para ahli
melalui saluran pernapasan dan kulit. Faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya
penyakit kusta yaitu bangsa/ ras, sosioekonomi, kebersihan, keturunan,
kemiskinan, kepadatan penduduk, rendahnya sanitasi, dan gizi kurang. Sanitasi
lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan,
pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Mycobacterium
leprae dapat di temukan di dalam tanah, air, udara, dan pada manpermukaan kulit,
rongga hidung dan tenggorokan. Mycobacterium leprae cenderung menyukai
temperatur ≤37 oC karena pertumbuhan yang optimal pada temperatur rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sanitasi rumah dan personal
hygiene dengan kejadian penyakit kusta tipe Multi Basiler di Kecamatan
Sumberbaru Kabupaten Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode observasional
analitik. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh penduduk yang berada di Kecamatan Sumberbaru
Kabupaten Jember, sedangkan sampel penelitian sebanyak 100 orang yang terdiri
dari kelompok penderita kusta tipe Multi Basiler 50 penderita dan sampel bukan
penderita kusta 50 orang yang tinggal diwilayah Kecamatan Sumberbaru sebagai
pembanding. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden. Penelitian ini memiliki
variabel bebas yang terdiri dari karakteristik responden (umur, jenis kelamin,
pendidikan, pendapatan), sanitasi rumah dan pengetahuan, sikap serta tindakan
personal hygiene (kebersihan kulit, kebersihan rambut, kebersihan gigi,
kebersihan mata, kebersihan telinga dan kebersihan tangan dan kuku). Variabel
terikat penelitian ialah penderita kusta tipe Multi Basiler. Analisis dalam
penelitian menggunakan dua analisis yaitu univariat dan bivariat dengan uji chisquare
dengan α = 0,05
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik penderita kusta tipe Multi
Basiler sebagian besar produktif dan berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar
penderita kusta tipe Multi Basiler mempunyai pendidikan yang rendah dan
pendapatan yang rendah. Sebagian besar penderita kusta tipe Multi Basiler
memiliki sanitasi rumah yang tidak sehat dan memiliki pengetahuan dan tindakan
personal hygiene yang buruk serta memiliki sikap personal hygiene yang kurang.
Berdasarkan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik responden (umur,
jenis kelamin dan pendidikan) dengan kejadian penyakit kusta tipe Multi Basiler
umur (p-value=1,000), jenis kelamin (p-value=0,298), pendidikan (pvalue=
1,000) dan ada hubungan antara karakteristik responden (pendapatan)
dengan kejadian penyakit kusta tipe Multi Basiler (p-value=0,008). Hasil analisis
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sanitasi rumah dengan
kejadian penyakit kusta tipe Multi Basiler (p-value=0,000) dan ada hubungan
yang signifikan antara pengetahuan personal hygiene (p-value=0,000), sikap
personal hygiene (p-value=0,009), dan tindakan personal hygiene (p-value=0,000)
dengan kejadian penyakit kusta tipe Multi Basiler. Hal ini menunjukkan bahwa
pendapatan, sanitasi rumah, pengetahuan, sikap dan tindakan personal hygiene
berpengaruh terhadap kejadian penyakit kusta tipe Multi Basiler di Kecamatan
Sumberbaru Kabupaten Jember.
Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah
Meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) secara terpadu, efektif
dan efisien kepada masyarakat di Kecamatan Sumberbaru khususnya untuk kelompok yang potensial terkena penyakit kusta terkait penyehatan lingkungan
pemukiman (PLP), sanitasi dan personal hygiene, bahaya penyakit kusta mulai
dari penularan, penyebab, dampak, kecacatan, dan pencegahan serta pengobatan
penyakit kusta dengan cara penyuluhan, diskusi kelompok atau personal.
Pencarian dini penderita kusta dengan melakukan kegiatan screening penyakit
kusta. Mencari faktor penyebab terjadinya penyakit kusta di Kecamatan
Sumberbaru baik dari lingkungan maupun dari individu. Pada keluarga penderita
kusta harus membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menjaga
sanitasi di lingkungan rumah dan cegah infeksi kusta bagi keluarga (Cinta
keluarga). Pada penderita kusta harus membudayakan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS), teratur minum obat kusta sampai dengan selesai, dan rajin
memeriksakan diri ke Puskesmas. Penelitian lebih lanjut dengan uji yang berbeda
sehingga diketahui faktor yang paling erat berhubungan dan menjadi faktor
penyebab kusta dan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yaitu
seperti status gizi penderita kusta, kontak dengan penderita kusta, uji keberadaan
kusta di lingkungan yaitu tanah dan air di perumahan penduduk yang menderita
kusta. | en_US |