SURVEI TINGKAT PEMAHAMAN PIKTOGRAM KEFARMASIAN PADA MAHASISWA FARMASI DAN NON FARMASI DI UNIVERSITAS JEMBER
Abstract
Tingkat pemahaman tentang obat yang digunakan merupakan faktor penting untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan maupun untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan, terutama untuk pasien dengan pemahaman yang terbatas. Kondisi tersebut menjadi lebih buruk pada pasien dengan literasi kesehatan rendah. Seseorang dengan literasi kesehatan rendah cenderung mengalami lebih banyak kesulitan dalam memahami informasi terkait pengobatan atau pelayanan kesehatan yang diterima, seperti misalnya informasi atau petunjuk yang tertera dalam leaflet, poster atau brosur. Padahal kemampuan pasien untuk memahami informasi tersebut sangat penting untuk mendukung keamanan dan efektivitas terapi. Salah satu cara untuk membantu pemahaman pasien dalam penyampaian informasi adalah dengan menggunakan piktogram kefarmasian. Piktogram kefarmasian didefinisikan sebagai sebuah standar grafis/simbol yang dapat membantu menyampaikan informasi pengobatan kepada pasien.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner yang berisi 22 piktogram kefarmasian yang berasal dari USP dan yang berasal dari FIP serta bertatap muka langsung dengan 140 orang mahasiswa farmasi dan 140 orang mahasiswa non farmasi yang menempuh jenjang pendidikan S1 di Universitas Jember angkatan 2014-2017 pada bulan Agustus 2017 sampai bulan Oktober 2017. Pengambilan subjek penelitian sebagai sampel dilakukan menggunakan metode convenience sampling. Setelah semua data terkumpul dilakukan penilaian oleh 3 juri. Hasil penelitian diuji dengan uji statistik, yaitu Uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman mahasiswa farmasi terhadap piktogram kefarmasian lebih tinggi jika dibandingkan mahasiswa non farmasi dengan rata-rata skor sebesar 65 dan 51,4. Hasil uji analisis menggunakan Uji-t tidak berpasangan diperoleh nilai p < 0,001 (p < 0,05) yang artinya terdapat perbedaan tingkat pemahaman antara mahasiswa farmasi dan non farmasi.
Diantara 3 faktor sosiodemografi dalam penelitian ini (jenis kelamin, usia, dan tingkat semester), faktor tingkat semester responden memberikan pengaruh terhadap tingkat pemahaman piktogram kefarmasian pada mahasiswa farmasi. Perbedaan rata-rata skor mahasiswa farmasi antara tingkat semester awal dengan tingkat semester akhir sebesar 59,8 dan 68,5 dengan nilai p = 0,002. Sedangkan pada mahasiswa non farmasi perbedaan rata-rata skor sebesar 55,6 dan 48 (p = 0,005). Pada mahasiswa non farmasi, selain tingkat semester, usia juga memengaruhi tingkat pemahaman responden terhadap piktogram kefarmasian. Mahasiswa non farmasi yang berusia ≤ 20 tahun mempunyai rata-rata skor sebesar 53,9 dan pada mahasiswa non farmasi yang berusia ≥ 21 tahun sebesar 47,3 dengan nilai p = 0,016.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]