dc.description.abstract | Fisika yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam atau sains yang
menerangkan berbagai gejala dari kejadian alam yang memungkinkan penelitian
dengan percobaan. Sesuai dengan sifat fisika yang empiris tersebut maka diperlukan
suatu pembelajaran yang cocok dengan sifat ilmu fisika tersebut. Salah satunya
dengan model pembelajaran yang berorientasi pada pandangan konstruktivistik yang
berkembang yaitu model STAD(Student Team Achievement Division). Tujuan dari
penelitian ini adalah: (1). Mendeskripsikan model STAD (Student Team Achievement
Division) disertai LKS dalam meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa kelas X.4
SMA Negeri Balung; (2) Mendeskripsikan model STAD (Student Team Achievement
Division) disertai LKS dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar fisika siswa
kelas X.4 SMA Negeri Balung.
Berdasarkan hasil observasi awal di kelas X.4 SMA Negeri Balung,
ditemukan rendahnya ketuntasan hasil belajar fisika siswa. Berdasarkan data ulangan
harian kelas X.4 dari 38 siswa hanya 47,3% yang mendapatkan nilai ≥ 65; sedangkan
52,63% siswa lainnya mendapatkan nilai < 65. Aktivitas belajar siswa juga tergolong
rendah yaitu dari 38 siswa hanya 65% siswa yang aktif memperhatikan pelajaran;
49,2% siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan; 33,3% siswa yang aktif
bekerja dalam kelompok yang di dalamnya terdapat proses mengukur, mengamati
dan mencatat data; 33,3% siswa yang aktif melakukan diskusi dan 54,16% siswa
yang aktif mengerjakan tugas.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan perbaikan pembelajaran melalui
model STAD disertai LKS untuk meningkatkan aktivitas dan ketuntasan hasil belajar
fisika siswa kelas X.4 SMA Negeri Balung. Model ini memiliki kelebihan yaitu siswa
dapat bekerja bersama dalam kelompok sehingga aktivitas siswa dapat meningkat
serta siswa juga dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara langsung
dalam menyelesaikan masalah yang ada di LKS. Adapun tahap model STAD disertai
LKS adalah sebagai berikut: persiapan, menyampaikan tujuan, menyajikan informasi,
kegiatan kelompok, tes atau kuis dan pemberian poin penghargaan.
Penelitian ini dilakukan di kelas X.4 SMA Negeri Balung. Jenis penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara dan tes. Teknik Analisis data menggunakan analisis
deskriptif. Persentase aktivitas belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan
aktivitas belajar fisika siswa antara pembelajaran pada siklus I dan siklus II.
Persentase ketuntasan hasil belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan
ketuntasan hasil belajar fisika siswa antara pembelajaran pada siklus I dan siklus II.
Data hasil observasi menunjukkan bahwa aktivitas belajar fisika siswa setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus I mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan
besarnya persentase aktivitas belajar fisika siswa secara klasikal sebesar 73%, yang
termasuk pada kriteria aktivitas siswa yang aktif. Sedangkan pada siklus II aktivitas
belajar fisika siswa secara klasikal sebesar 80,20%, yang termasuk pada kriteria
aktivitas siswa yang sangat aktif. Persentase ketuntasan hasil belajar fisika siswa
sebelum adanya tindakan sebesar 47,3%, pada siklus I sebesar 71,05% dan pada
siklus II sebesar 89,5%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah
adanya tindakan terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar fisika siswa.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Dengan menggunakan model STAD
(Student Team Achievement Division) disertai LKS, aktivitas belajar fisika siswa
kelas X.4 SMA Negeri Balung mengalami peningkatan sebesar 32.90%; (2) Dengan
menggunakan model STAD (Student Team Achievement Division) disertai LKS,
ketuntasan belajar fisika siswa kelas X.4 SMA Negeri Balung mengalami
peningkatan sebesar 42,20%. | en_US |