Show simple item record

dc.contributor.advisorSutejo, Ika Rahmawati
dc.contributor.advisorSuswati, Enny
dc.contributor.authorHasanah, Arifah Nur
dc.date.accessioned2018-04-20T08:57:07Z
dc.date.available2018-04-20T08:57:07Z
dc.date.issued2018-04-20
dc.identifier.nim142010101097
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/85527
dc.description.abstractLuka bakar menjadi masalah kesehatan tingkat global karena tingginya angka kejadian luka bakar. Pada tahun 2004, tercatat 11 juta orang mengalami luka bakar dan 310.000 orang meninggal dunia. Hal ini cukup serius dan menarik perhatian medis karena 30% kasus luka bakar adalah pasien berusia kurang dari 20 tahun. Unit Luka Bakar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menerangkan terdapat 275 pasien luka bakar, selama bulan Januari 2011 sampai Desember 2012, dengan jumlah pasien anak sebanyak 72 pasien (26 %). Data pasti mengenai angka kejadian luka bakar secara umum belum tercatat dengan baik di Indonesia. Stres oksidatif yang dihasilkan oleh radikal bebas pada patogenesis luka bakar dapat mengganggu proliferasi fibroblas pada penyembuhan luka. Proliferasi fibroblas diinduksi oleh TGF-β yang dapat dihambat oleh stres oksidatif. Isoflavon, utamanya genistein, yang terkandung dalam biji edamame memiliki sifat antiinflamasi, antibakteri dan antioksidan. Edamame juga memiliki kandungan vitamin E dan vitamin A yang baik untuk kulit, serta vitamin C yang juga memiliki sifat antioksidan. Pemberian ekstrak biji edamame diduga efektif dalam mempercepat proses penyembuhan luka bakar dengan cara melindungi proliferasi fibroblas dari kerusakan akibat stres oksidatif. Penelitian mengenai biji edamame pada luka bakar belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penulis menyusun penelitian yang berjudul “Efektivitas Ekstrak Etanol Biji Edamame (Glycine max L. Merril) terhadap Jumlah Fibroblas pada Penyembuhan Luka Bakar Derajat II”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol biji edamame dalam meningkatkan jumlah fibroblas pada penyembuhan luka bakar derajat II. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental. Desain penelitian yang digunakan adalah post test only control group design. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Jember, Laboratorium Hewan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Laboratorium Patologi Anatomi RSD Soebandi Jember, serta di Laboratorium Biomedik Fakultas Farmasi Universitas Jember pada November-Desember 2017. Sampel penelitian berjumlah 24 tikus model luka bakar derajat II yang dibuat dengan menempelkan logam panas selama 5 detik pada punggung tikus yang telah dicukur. Sampel dibagi ke dalam 6 kelompok dengan perawatan luka bakar yang berbeda, antara lain: kelompok kontrol positif dengan pemberian silver sulfadiazine, kelompok kontrol negatif dengan pemberian Na CMC 0,5%, kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol biji edamame secara topikal dosis 20%, 40%, 60%, dan 80%. Setiap kelompok diberi perlakuan selama 15 hari. Pada hari ke-16 dilakukan terminasi sampel. Jaringan kulit diambil dan dibuat preparat menggunakan pewarnaan Hematoksilin dan Eosin. Kemudian, pengamatan preparat secara blinding dilakukan di bawah mikroskop cahaya pada perbesaran 400x. Jumlah sel fibroblas dihitung pada 5 lapang pandang yang digeser secara zig-zag. Jumlah fibroblas dihitung pada rata-rata 5 lapang pandang tersebut dan data dianalisis secara statistik. Pengamatan jumlah fibroblas dilakukan dengan menggunakan piranti lunak ImageJ. Dari hasil penelitian, didapatkan jumlah fibroblas hari ke-16 pada kelompok yang diberi ekstrak etanol biji edamame 20%, 40%, 60%, dan 80% berturut-turut adalah 133,45 ± 41,11, 127,25 ± 5,84, 147,2 ± 32,12, dan 99,5 ± 10,66 sel per lapang pandang. Jumlah fibroblas pada kontrol negatif sebesar 97,275 ± 10,38 sel per lapang pandang dan pada kontrol positif sebesar 147,65 ± 34,61 sel per lapang pandang. Pada uji one way ANOVA, diperoleh nilai signifikansi 0,011 (p≤0,05) yang berarti paling tidak terdapat perbedaan jumlah fibroblas yang bermakna antara 2 kelompok. Analisis post hoc LSD menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pada kelompok yang diberikan ekstrak etanol biji edamame 20%, 40%, dan 60% bila dibandingkan dengan kontrol negatif. Pada uji korelasi Pearson didapatkan nilai signifikansi 0,708 (p≥0,05) yang menunjukkan korelasi tidak bermakna. Pada analisis regresi kuadratik, diperoleh nilai signifikansi 0,089 (p>0,05) yang berarti uji regresi kuadratik dapat digunakan untuk persamaan regresi. Rumus untuk mencari dosis efektif tidak digunakan karena korelasi tidak signifikan. Sehingga, pada uji regresi tidak didapatkan dosis efektif. Pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol biji edamame (Glycine max L. Merril) secara topikal dapat meningkatkan jumlah fibroblas pada penyembuhan luka bakar derajat II.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEkstrak Etanol Biji Edamameen_US
dc.subjectFibroblasen_US
dc.titleEFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BIJI EDAMAME (Glycine max L. Merril) TERHADAP JUMLAH FIBROBLAS PADA PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record