| dc.description.abstract | Fisika  merupakan  salah satu  mata  pelajaran  yang  membosankan  dan  sulit 
untuk  dipelajari  dibandingkan  dengan  mata  pelajaran  yang  lainnya.  Salah  satu 
faktor penyebab sulitnya belajar fisika adalah pemilihan model pembelajaran yang 
monoton dan kurang bervariasi, sehingga siswa merasa bosan dan kesulitan dalam 
belajar fisika yang mengakibatkan rendahnya motivasi siswa dalam belajar fisika. 
Berdasarkan  data  awal  pada  saat  pra  siklus  ketuntasan  hasil belajar  fisika 
siswa  kelas  XI  IPA-2  masih  belum  mencapai  ketuntasan  belajar  yang  ditetapkan 
oleh sekolah. Dari 27 siswa kelas  XI IPA-2 yang dapat dinyatakan tuntas  hanya 
33,3%  (9  siswa)  yang  mendapatkan  nilai  ≥  70,  sedangkan  66,7%  (18  siswa) 
lainnya mendapatkan nilai < 70, mengingat KKM yang harus ditempuh siswa agar 
dapat  dikatakan  tuntas  dalam  pembelajaran  yaitu  minimal  terdapat  75%  siswa 
memperoleh nilai ≥ 70. Selain itu, ditemukan aktivitas belajar siswa yang rendah 
yaitu sebesar 37,8%. Dari 27 siswa, hanya 43% siswa yang aktif membaca; 36% 
siswa  yang  aktif  mencatat;  34%  siswa  yang  aktif  menjawab  pertanyaaan;  44% 
siswa yang aktif  berdiskusi  dan 32% siswa yang aktif bertanya.    
Dari  hasil  identifikasi  masalah  di  atas,  maka  perlu  dilakukan  penelitian 
tindakan  kelas  yaitu  dengan  menerapkan  model  pembelajaran  kooperatif  dengan 
metode  team  quiz.  Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  (1)  mendeskripsikan 
peningkatan  ketuntasan  hasil  belajar  fisika  menggunakan  model  pembelajaran 
kooperatif dengan  metode  team quiz  pada  kelas XI  IPA-2  SMA Diponegoro;  (2) 
medeskripsikan  peningkatan  aktivitas  belajar  fisika  menggunakan  model pembelajaran  kooperatif  dengan  metode  team  quiz  pada  kelas  XI  IPA-2  SMA 
Diponegoro 
Penelitian  ini  dikenakan  pada  siswa  kelas  XI  IPA-2  SMA  Diponegoro 
Kabupaten  Jember.  Jenis  penelitian  ini  adalah  Penelitian  Tindak  Kelas  (PTK). 
Teknik  pengumpulan  data  dalam  penelitian  ini  adalah  observasi,  dokumentasi, 
wawancara,  dan  tes.  Teknik  analisis  data  menggunakan  analisis  statistik 
deskriptif.  Persentase  ketuntasan  hasil  belajar  digunakan  untuk  menunjukkan 
peningkatan ketuntasan hasil belajar antara pembelajaran pada siklus I dan siklus 
II. Persentase aktivitas belajar digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa 
antara pembelajaran pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. 
Data  hasil  observasi  memperlihatkan  bahwa  persentase  ketuntasan  hasil 
belajar  meningkat  dari  33%  saat  pra  siklus  menjadi  74%  pada  siklus  I  dan 
meningkat kembali menjadi 85,2% pada siklus II. Untuk  peningkatan ketuntasan 
hasil  belajar  dari  pra  siklus  ke  siklus  I  sebesar  0,22  dengan  kategori  rendah. 
Sedangkan  peningkatan  ketuntasan  hasil  belajar  antara  pra  siklus  ke  siklus  II 
mengalami peningkatan sebesar 0,45 dengan kategori sedang. Persentase aktivitas 
belajar  siswa  juga  mengalami  peningkatan  dari  pra-siklus  (37,8%)  ke  siklus  I 
(43%)  dengan  kategori  aktivitas  rendah  meningkat  menjadi  kategori  sedang. 
Peningkatan  aktivitas  terjadi  juga  pada  siklus  II  sebesar  49,8%  dengan  kategori 
sedang. 
  Berdasarkan analisis data yang diperoleh maka kesimpulan dari penelitian 
ini  adalah  penerapan  model  pembelajaran  kooperatif  dengan  metode  team  quiz 
dapat  meningkatkan  ketuntasan  hasil  belajar  siswa  dengan  kategori  sedang  dan 
dapat  meningkatkan  aktivitas  belajar  siswa  di  kelas  XI  IPA-2  SMA  Diponegoro 
tahun 2011/2012 dengan kategori sedang. | en_US |