GAMBARAN PELAKSANAAN SURVEILANS KUSTA DI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Surveillans kusta adalah pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap semua semua spek penyakit kusta, baik keadaan maupun penyebarannya dalam satu kelompok penduduk tertentu untuk kepentingan pencegaan dan penanggulangan. Menurut Permenkes RI No. 45 Tahun 2014, indikator kinerja untuk menilai keberhasilan surveilans paling sedikit meliputi: kelengkapan laporan; ketepatan laporan; dan indikator kinerja surveilans lainnya yang ditetapkan pada masing-masing program. Kinerja dikatakan kurang baik, minimal apabila ada salah satu indikator yang tidak terpenuhi. Berdasarkan studi pendahuluan, kelengkapan dan ketepatan laporan dari setiap puskesmas di Kabupaten Jember ≥ 80%. Indikator yang ketiga untuk menilai baik buruknya kinerja petugas surveilans yaitu dengan melihat indikator kinerja penemuan kasus kusta yaitu melihat angka P/D (prevalensi dibagi CDR) dalam data kasus penemuan kusta (Kemenkes, 2012). Angka P/D dikatakan baik jika ≤ 1. Dalam 3 tahun terakhir, lebih dari setengah (59,18%) puskesmas di Kabupaten Jember memiliki angka P/D > 1. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja petugas surveilans dari beberapa puskesmas tersebut kurang baik. Melihat keadaan yang seperti ini, maka peneliti ingin meneliti tentang gambaran pelaksanaan surveilans kusta di Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Puskesmas yang melaksanakan surveilans kusta di Kabupaten Jember sebanyak 49 Puskesmas. Besar sampel diambil dengan menggunakan metode simple random sampling yaitu sebanyak 17 Puskesmas Kabupaten Jember antara lain Puskesmas Cakru, Tembokrejo, Puger, Kasiyan, Lojejer, Tempurejo, Silo I, Silo II, Mayang, Jenggawah, Ajung, Rambipuji, Umbulsari, Sumberbaru, Klatakan,
Sumberjambe, dan Gladak Pakem. Waktu penelitian yaitu bulan Maret-April 2017. Pengumpulan data dilaksanakan dengan wawancara secara langsung kepada responden serta observasi dan dokumentasi dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi sebagai alat untuk memperoleh data (dokumen) yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil penelitian pada deskripsi input yaitu pada aspeksumber daya manusia (man) terkait karakteristik responden, menunjukkan bahwa sebanyak 88,23% responden berumur setengah baya, laki-laki, memiliki tingkat motivasi baik. Sebanyak 52,94% memiliki pendidikan akhir D3. Sebagian besar(94,12%) memiliki sikap dengan kategori baik, masa kerja lama, dan pernah mengikuti pelatihan kusta. Semua responden memiliki tugas rangkap, dengan tugas terbanyak yaitu sebagai Koordinator P2M, namun mereka menyatakan kepuasan terhadap tugas yang dimiliki. Supervisi telah dilaksanakan di sebagian besar Puskesmas yaitu sebanyak 76,46%. Sebanyak 94,12% puskesmas, hanya memiliki satu petugas kusta, namun semua Puskesmas tidak memiliki satu orang pun tenaga epidemiolog. Pada aspek pendanaan (money), alokasi dana operasional telah tersedia, sebanyak 58,82% merasa cukup, dan sebanyak 41,18% responden memiliki hambatan. Pada aspek bahan (material), semua bahan telah tersedia. Pada aspek mesin (machines), semua mesin telah tersedia, kecuali faksimili. Pada aspek waktu (time) semua responden memiliki waktu dalam pelaksanaan surveilans dan sebagian besar (94,12%) waktu yang dimiliki cukup. Pada deskripsi proses yaitu pada aspek pengumpulan data, semua Puskesmas bekerja sama dengan petugas kesehatan dan masyarakat/kader. Metode pengumpulan dan pencatatan telah sesuai, namun sebagian besar responden (70,59%) memiliki hambatan. Pada aspek pengolahan data, semua puskesmas tidak memiliki aplikasi pengolah data khusus kusta. Pada aspek analisis data, lebih dari setengah petugas kusta (52,94%) telah melakukan analisis data. Pada aspek diseminasi informasi, semua puskesmas telah melaksanakan diseminasi data atau penyebarluasan data.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]