JARGON PADA SPANDUK POLITIK PARA CALON BUPATI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Pemakaian jargon dalam sebuah spanduk politik bertujuan untuk menarik
minat masyarakat atau khalayak umum supaya membaca maupun melihat apa yang
terdapat di dalam spanduk politik. Para calon bupati menggunakan bahasa yang
inovatif dan bisa diterima oleh masyarakat. Jargon dalam spanduk pemilihan bupati
biasanya merupakan jargon bidang politik. Hal yang demikian menarik untuk
diamati, sehingga segala wujud yang terdapat pada jargon politik dalam spanduk
pemilihan bupati di kota Jember dapat terungkap. Berdasarkan alasan tersebut,
penelitian ini mengangkat permasalahan (1) wujud jargon yang terdapat dalam
spanduk politik calon bupati Kabupaten Jember, dan (2) ciri-ciri jargon yang terdapat
dalam spanduk politik calon bupati Kabupaten Jember. Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) wujud jargon yang terdapat
dalam spanduk politik calon bupati Jember, dan (2) ciri-ciri jargon yang terdapat
dalam spanduk politik calon bupati Kabupaten Jember.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Data dalam penelitian
ini adalah jargon pada spanduk politik para calon bupati Kabupaten Jember.
Hasil penelitian meliputi (1) wujud jargon yang terdapat dalam spanduk
politik calon bupati Kabupaten Jember terdiri dari wujud jargon bentuk leksikon dan
jargon bentuk frase, dan (2) ciri-ciri jargon yang terdapat dalam spanduk politik calon
Bupati Kabupaten Jember memiliki ciri khas tersendiri seperti bentuk kata-kata yang
baru misalnya menggunakan bahasa asing, Penggunaan bahasa daerah yang
dikolaborasikan dengan penggunaan pantun.
Kesimpulan hasil penelitian adalah jargon yang digunakan pada spanduk
politik para calon bupati di kabupaten Jember terdiri atas wujud jargon dan ciri-ciri
jargon. Wujud jargon meliputi (1) bentuk leksikon terdiri atas kata dasar,
berimbuhan, singkatan dan akronim; (2) bentuk frase terdiri atas frase endosentris
dan frase eksosentris. Ciri-ciri jargon meliputi (1) jargon bersifat internal, (2) jargon
berfungsi untuk mengidentifikasi diri, (3) jargon berupa pemendekan kata, (4) jargon
bersifat menampilkan kosa kata baru. Saran yang diberikan berdasarkan hasil
penelitian yaitu: (1) Pembina mata kuliah sosiolinguistik, sebaiknya hasil penelitian
ini dijadikan sebagai alternatif materi pembelajaran khususnya dalam pengajaran
Jargon. Pembina mata kuliah sosiolinguistik dituntut lebih selektif dalam memilih
materi pembelajaran mengenai jargon sehingga materi yang diajarkan dapat selalu
mengikuti perkembangan informasi ataupun topik yang terbaru. (2) Mahasiswa PBSI
sebaiknya, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan tentang
ragam bahasa terutama bahasa jargon di media spanduk karena bahasa selalu dinamis
mengikuti perkembangan zaman sehingga pengetahuan mengenai ragam bahasa
seperti jargon harus terus dikembangkan. (3) Peneliti yang selanjutnya hendaknya
hasil penelitian ini dapat dikembangkan sebagai studi banding dalam merumuskan
masalah baru misalnya tentang etimologi jargon karena penelitian yang ada belum
dapat mengungkap semua hal yang berkaitan dengan jargon. Oleh karena itu perlu
penelitian lanjutan yang lebih mendalam mengenai jargon.