dc.description.abstract | Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2015 di Indonesia terdapat sekitar 277 perusahaan hak pengusahaan hutan yang tersebar diseluruh Indonesia, satu diantaranya yakni PT. Kutai Timber Indonesia yang terdapat di Probolinggo, Jawa Timur. PT. Kutai Timber Indonesia merupakan peruasahaan mulitinansional yang berasal dari Jepang. PT. KTI merupakan perusahaan hasil merger antara Sumitomo Foresty Co., Ltd (SFC) dengan PT. Kaltimex Jaya yang berasal dari Kalimantan Timur tahun 1970. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pengolahan kayu alam untuk dijadikan berbagai macam produk antara lain plywood, lemari, meja, kursi, pelapis lantai, pelapis dinding serta bahan bangunan lainnya.
Industri pengolah kayu layaknya PT. KTI semacam ini tentu menghasilkan limbah industri yang berisiko dapat mencemari lingkungan, oleh karena itu PT. KTI berkomitmen penuh dalam mengurangi setengah dari dampak lingkungan atas penebangan kayu, pembuatan produk, maupun limbah dari pembuatan produk. Komitmen diberlakukan perusahaan demi untuk mencapai perusahaan yang berkelanjutan. Komitmen perusahaan dapat berjalan sesuai harapan jika mendapatkan dukungan penuh oleh seluruh elemen sumber daya manusia yang terdapat di perusahaan. Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang penting yang harus ada dalam perusahaan sebab SDM dapat dikatakan sebagai motor penggerak dalam perusahaan. Tanpa adanya SDM tentu saja sebuah organisasi tidak akan ada artinya, meskipun sebuah perusahaan bergerak menggunakan mesin sekalipun, namun tidak akan pernah optimal tanpa ada SDM yang handal.
Sumber daya manusia merupakan aspek yang potensial dalam mempersiapkan masa depan perusahaan. SDM disebut sebagai aspek potensial bukan tanpa alasan, sebab pada dasarnya SDM dapat diperbarui secara terus menerus baik pengetahuan, wawasan serta kemampuannya tanpa batas, hal inilah yang disebut sebagai SDM berkelanjutan. Menurut SHRM (Sustainable Human Resource Management) 2004, bahwa SDM merupakan alat yang digunakan perusahaan untuk menciptakan serta menanamkan strategi perusahaannya, SDM berkelanjutan berkontribusi terhadap kinerja perusahaan serta menciptakan keterampilan, motivasi, nilai dan kepercayaan untuk mencapai keberlanjutan perusahaan, dan pada saat yang sama SDM dapat memastikan kesehatan dan keberlanjutan perusahaan jangka panjang.
PT. Kutai Timber Indonesia mengelola produksi dengan sangat baik, melakukan pengelolaan limbah yang dilakukan dengan sebaik mungkin serta berusaha untuk mencapai “nol limbah” pada perusahaan hal tersebut bertujuan untuk mencapai corporate sustainability atau perusahaan berkelanjutan. Mencapai perusahaan berkelanjutan dibutuhkan arah pandang yang sama antara seluruh elemen perusahaan, untuk menyatukan arah pandang tersebut maka dibutuhkan pelatihan karyawan. Pelatihan karyawan selain berfungsi untuk memberikan wawasan serta kemampuan kepada karyawan namun juga sebagai sarana pemersatu arah pandang antara perusahaan dengan karyawan, sehingga jika arah pandang seluruh elemen sama, maka akan semakin mudah perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Pada akhir tahun 2015 PT. KTI pernah mengalami peristiwa “laut merah”. Laut merah merupakan sebutan atas peristiwa tumpahan phenol formaldehida ke laut. Reaksi antara phenol formaldehida dan air laut yang kaya akan kandungan garam akhirnya menyebabkan air laut berubah warna menjadi merah. Phenol formaldehida merupakan senyawa kimia yang digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan lem untuk melekatkan plywood serta LVL (laminated veneer lumber). Peristiwa ini terjadi murni karena kelalaian karyawan untuk menutup kembali wadah phenol formaldehida yang berukuran 1.000 liter usai pemakaian. Peristiwa semacam ini ditangani langsung oleh karyawan khusus yang telah
dilatih dan disiapkan khusus oleh perusahaan untuk mengatasi masalah terkait B3, hanya saja kemungkinan pada saat kejadian terjadi karyawan TPS B3 (Tempat Penampungan Sementara Bahan berbahaya dan beracun) bingung harus mengambil tindakan seperti apa, sebab bisa dipastikan bahwa peristiwa tersebut merupakan peristiwa pertama yang pernah terjadi pada perusahaan tersebut. Karyawan TPS B3 dalam menangani Phenol formaldehida yang tumpah adalah dengan menyiram air untuk menghilangkan bahan tersebut. Phenol formaldehida yang tersiram air kemudian masuk dalam saluran air, dan akhirnya bermuara pada laut lepas di belakang pabrik PT. KTI. Hal ini akhirnya memicu pelatiahn B3 untuk petugas TPS B3 pada PT. KTI.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Melalui penggambaran deskriptif peneliti akan lebih mudah dalam menjabarkan secara rinci fakta mengenai pelatihan B3 sesuai dengan yang ada di lapangan. Penulis menggunakan metode snowball dengan key informan dalam dalam mencari informasi. Peneliti menggunakan teknik studi pustaka, observasi langsung, wawancara dan dokumentasi arsip guna untuk mencarai data yang valid. Data kemudian dianalisis menggunakan interactive model data analisys melalui proses kondensasi, penyajian data menggunakan matriks dan skema, dan terakhir menarik kesimpulan. Kebasahan data diuji dengan menggunakan informan triangulasi.
Hasil penelitian yang bertenama pelatihan karyawan sebagai strategi untuk mencapai perusahaan berkelanjutan, menunjukkan bahwa pelatihan B3 sebagai sarana perusahaan dalam memberi pengetahuan serta keterampilan mengenai bahan berbahaya dan beracun serta limbah B3, selain itu juga pelatihan B3 sebagai sarana perusahaan untuk mengkomunikasikan tujuan perusahaan. Pelatihan B3 sebagai sarana perusahaan agar SDM bekerja dengan baik terutama petugas B3. Pelatihan B3 dinilai sangat penting berkontribusi dalam menciptakan ramah lingkungan, oleh karena itu pelatihan B3 harus ada sebagai pengendalian oimbah B3, serta senantia menerus untuk diperbarui agar keberlanjutan perusahaan dimasa depan agar tetap berlangsung. | en_US |