RESISTENSI Eschericia coli DARI ISOLAT DAGING AYAM BROILER TERHADAP TETRASIKLIN DI PETERNAKAN KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Resistensi antibiotik terhadap bakteri pada manusia menjadi masalah
kesehatan di seluruh dunia karena dapat mengakibatkan proses pengobatan akibat
infeksi bakteri menjadi tidak efektif. Sumber terjadinya resistensi antimikroba
20% berasal dari pola pemakaian antibiotika pada manusia yang tidak rasional
dan 80% disebabkan oleh faktor rantai pangan asal hewan, salah satunya daging
ayam broiler. Kandungan air dan nutrisi dalam daging menjadi tempat
bertumbuhan yang baik bagi E. coli. E. coli yang resisten terhadap antibiotika
telah terbukti dapat mentransfer faktor genetik antar bakteri dalam sistem
intestinal manusia melalui rantai makanan atau secara kontak langsung. Antibiotik
tetrasiklin merupakan antibiotik yang banyak digunakan dalam campuran pakan
ayam komersil. Konsentrasi antibiotik tetrasiklin yang ditambahkan dalam pakan
ternak merupakan dosis rendah yaitu berkisar 2,5 – 12,5mg/kg (ppm). Hal ini
terbukti dapat meninggalkan residu dalam daging dan memicu terjadinya
resistensi bakteri terhadap antibiotik. Berdasarkan survey yang telah dilakukan,
Kecamatan Sumbersari adalah salah satu daerah pemasok ayam broiler di
Kabupaten Jember yang seluruh peternaknya menggunakan pakan komersial
mengandung antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji sensitifitas
antibiotik untuk mengetahui resistensi E. coli yang di isolasi dari daging ayam
broiler di Kecamatan Sumbersari terhadap tetrasiklin.
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2017 di Laboratorium
Mikrobiologi Universitas Jember. Bakteri E. coli dalam penelitian ini didapatkan
dari isolasi daging ayam broiler di 6 lokasi peternakan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember yaitu 2 peternakan di desa Sumbersari, 2 peternakan di desa
Antirogo, 1 peternakan di desa Wirolegi, dan 1 Peternakan di Tegal Gede. Isolasi
bakteri dilakukan dengan cara mengambil 1 gram daging ayam broiler bagian
paha atas di masing-masing peternakan dan ditanamkan pada media NA.
Identifikasi bakteri dilakukan dalam dua tahap, yaitu presumptive test dan
confirmed test. Pada presumptive test dilakukan pewarnaan Gram untuk
mengidentifikasi bakteri batang gemuk berwarna merah yang sesuai dengan ciriciri
E. coli dan pada confirmed test dilakukan kultur bakteri pada media EMB
untuk membedakan bakteri E. coli dengan bakteri lain yang ditandai dengan
timbulnya pendaran hijau metalik pada E. coli. Penelitian ini menggunakan
metode disc diffusion Kirby Bauer untuk mengetahui pola kepekaan E. coli
terhadap tetrasiklin yang ditandai dengan terbentuknya zona hambat antibiotik.
Cakram antibiotik tetrasiklin merk oxoid diletakkan secara kuat pada media
Muller Hinton Agar yang telah di inokulasikan suspensi bakteri E. coli dan di
inkubasi selama 16-18 jam. Kemudian dilakukan pengamatan dengan mengukur
zona hambat tetrasiklin dan di interpretasikan menurut Tabel CLSI 2017 untuk
mengetahui pola kepekaan kuman.
Data hasil penelitian yang didapatkan dianalisis secara deskriptif. Dari
analisis tersebut, diketahui dari 4 isolat yang positif teridentifikasi sebagai E. coli,
2 isolat terinterpretasi sebagai resisten pada peternakan B dan E, 1 isolat
intermediet pada peternakan A, dan 1 isolat sensitif pada peternakan C. Sehingga
dapat diketahui presentase kepekaan isolat bakteri E. coli yang diisolasi dagi
daging ayam broiler di 6 lokasi peternakan Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember terhadap antibiotik tetrasiklin yaitu resisten 50%, intermediet 25%, dan
sensitif 25%.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]