ANALISIS PENGUASAAN KONSEP INDUKSI ELEKTROMAGNETIK PADA SISWA KELAS XII SMA DI BANYUWANGI
Abstract
Hakikat tujuan pembelajaran fisika adalah mengantarkan pemahaman siswa menguasai konsep-konsep dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah terkait dalam kehidupan sehari-hari.Penguasaan konsep sangat penting dimiliki oleh setiap siswa karena dengan menguasai konsep siswa dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan konsep yang dimiliki siswa. Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) untuk menganalisis penguasaan konsep induksi elektromagnetik pada siswa kelas XII SMA di Banyuwangi 2) untuk menganalisis hubungan minat belajar dengan penguasaan konsep.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deksriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMAN di Kabupaten Banyuwangi. Sampel pada penelitian ini adalah satu kelas XII IPA di SMAN Darussholah, SMAN 1 Rogojampi dan SMAN 1 Genteng. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. Metode penelitian yang digunakan yaitu purposive sampling area. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMAN Darussholah Singojuruh, SMAN 1 Rogojampi, dan SMAN 1 Genteng. Instrumen yang digunakan berupa soal tes tulis uraian dan hasil angket. Soal tes diadopsi dari soal UN dan SBMPTN yang dimodifikasi menjadi soal uraian.
Berdasarkan hasil analisis data setiap indikator penguasaan konsep Taksonomi Blom, menunjukkan bahwa persentase rata-rata penguasaan konsep siswa SMAN di Banyuwangi pada tahap pengetahuan mencapai 76% dengan predikat baik, pada tahap pemahaman mencapai 56% dengan predikat kurang, pada tahap penerapan mencapai 54% dengan predikat kurang sekali, pada tahap analisis mencapai 60% dengan predikat cukup, pada tahap sintesis mencapai 60% dengan predikat cukup, pada tahap evaluasi penguasaan siswa mencapai 56% dengan predikat kurang. Berdasarkan hasil angket minat belajar fisika yang diberikan kepada responden, Pada SMAN Darussholah nilai signifikansinya adalah 0,047 dan nilai pearson corelation sebesar 0,315 dengan kategori lemah, artinya minat belajar siswa memiliki hubungan korelasi lemah dengan penguasaan konsep siswa. Nilai signifikansi SMAN 1 Rogojampi adalah 0,000 dan nilai pearson corelation sebesar 0,695 dengan kategori sedang, artinya minat belajar siswa memiliki hubungan korelasi sedang dengan penguasaan konsep siswa. Nilai signifikansi SMAN 1 Genteng adalah 0,002 dan nilai pearson corelation sebesar 0,535 dengan kategori sedang, artinya minat belajar siswa memiliki hubungan korelasi sedang dengan penguasaan konsep siswa. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan minat belajar fisika dengan penguasaan konsep SMAN di Banyuwangi adalah sedang dengan nilai rata-rata pearson corelation 0,515, artinya minat belajar fisika siswa SMAN di Banyuwangi memiliki hubungan korelasi sedang dengan penguasaan konsep siswa.