HOME INDUSTRI: PEMANFAATAN KEDELAI DAN BIJI NANGKA SEBAGAI SUMBER ANEKA PANGAN DI KECAMATAN MAESAN, BONDOWOSO, JAWA TIMUR
Abstract
Desa Kamal merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur dan secara topografi dikelilingi oleh pegunungan atau perbukitan, diantaranya Pegunungan Argopuro di sebelah selatan dan barat, serta pegunungan Gumitir di sebelah timur. Masayarakat di Desa Kamal Kecematan Arjasa Kabupaten Jember berprofesi sebagai petani dan pengusaha home industry tempe kedelai. Kedelai merupakan bahan baku utama pembuatan tempe, namun beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa limbah biji nangka dapat dimanfaatkan sebagai campuran tempe kedelai dan mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil kajian kandungan gizi biji nangka dan melimpahnya biji nangka yang belum termanfaatkan secara optimal sebagai bahan pembuatan aneka pangan, memberikan inspirasi bagi pengusaha home industry untuk mengolah biji nangka menjadi produk aneka pangan berupa tepung biji nangka sebagai bahan pangan tradisional, serta tempe campuran kedelai dan biji nangka. Untuk pengembangan usaha home industri dari bahan kedelai, pengusaha home industry berinspirasi untuk membuat kripik tempe dan susu kedelai. Pengembangan pangan dari bahan kedelai dan biji nangka ini diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Target luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah : (a) terciptanya produk aneka pangan dengan memanfaatkan kedelai dan biji nangka sebagai bahan dasar pengolahan pangan; (b) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang teknologi pengolahan pangan dari kedelai dan biji nangka antara lain: teknologi pembuatan tempe campuran biji nangka; kripik dari bahan tempe, pengolahan biji nangka menjadi tepung, pengolahan susu kedelai dan produk pangan dari tepung biji nangka; dan (c) meningkatkan aktivitas sosial ekonomi pengusaha kecil menjadi lebih berkualitas melalui usaha produksi dan pengemasan aneka pangan dari bahan kedelai dan biji nangka.
Langkah-langkah pendekatan program IbM dapat diuraikan sebagai berikut: (a) Untuk optimalisasi pemanfaatan teknologi tepat guna pengolahan aneka pangan dari bahan kedelai dan biji nangka serta untuk meningkatkan aktivitas ekonomi masyakarat maka akan dibentuk 2 kelompok kegiatan yaitu: kelompok pertama bergerak dalam kegiatan pembuatan tempe, pengolahan kripik tempe, susu kedelai dan pengemasan, sementara kelompok kedua bergerak dalam kegiatan pengolahan tepung biji nangka sebagai bahan campuran pembuatan roti dan pangan tradisional; dan (b) sosialisasi dan pelatihan.
Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini antara lain: (a) pelatihan pengelolahan kedelai dan biji nangka menjadi tempe; (b) pelatihan pembuatan susu kedelai; (c) pembinaan dan pelatihan pengemasan tempe dan susu kedelai; (d) pelatihan pembuatan roti dari bahan campuran tepung biji nangka dan tepung terigu; dan (e) sosialisasi kegiatan dan serah terima peralatan.