dc.description.abstract | Suara merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan,
khususnya untuk berbagai macam profesi seperti pengajar, guru, orator, dan
sangat penting bagi profesi seorang penyanyi. Tinggi nada terutama ditentukan
oleh frekuensi getaran pita suara. Perbedaan frekuensi suara ini seringkali
berkaitan dengan pita suara yang merupakan bagian dari laring. Laring
mempunyai tiga fungsi utama yaitu proteksi jalan napas, respirasi dan fonasi.
Perubahan suara yang paling terjadi pada laring disebabkan oleh radang akut.
Laringitis akut disebabkan oleh infeksi virus, infeksi sekunder bakteri. Apabila
tidak ada bukti adanya infeksi, laringitis akut bisa terjadi karena bahan kimia atau
iritan dari lingkungan, atau akibat penggunaan suara berlebih
Perubahan suara juga disebabkan oleh makanan yang dapat mempengaruhi
alat-lat vokal seperti es, makanan pedas atau goreng-gorengan. Lemak yang
berasal dari minyak goreng selain untuk asupan makanan pada manusia juga akan
meningkatkan asupan makanan yang tersedia bagi mikrorganisme rongga mulut,
sehingga mikroorganisme dapat hidup dan berkembang biak dan kemungkinan
untuk timbul keradangan organ-organ dalam rongga mulut juga akan meningkat,
termasuk pada pita suara yang sangat besar perannya dalam produksi suara dan
menyanyi.
Faktor lain yang dapat menyebabkan perubahan suara yaitu secara anatomi
laring terdiri dari tulang rawan yang ditutupi oleh lapisan lendir. Otot di dalam
laring mengatur posisi, bentuk, dan ketegangan dari pita suara. Setiap perubahan
dalam aliran udara
waktu menelan, gerakan laring ke atas, penutupan glotis dan fungsi pada aditus
laring dari epiglotis yang berbentuk daun berperan mengantarkan makanan dan
minuman yang masuk ke dalam esophagus. Jika cairan atau bolus makanan dan
minuman dialirkan tidak sempurna dapat masuk ke faring dan laring dapat
menyebabkan peradangan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen atau klinis dengan
rancangan penelitian yang digunakan adalah The Pre and Post Test Control
Group Design. Menggunakan 20 orang sukarelawan yang aktif sebagai anggota
tim paduan suara di Universitas Jember dan berjenis kelamin perempuan sebagai
subjek penelitian. Dua puluh orang sukarelawan tersebut selama 7 hari sebelum
penelitian diminta menghindari makanan yg mengandung minyak, bersuhu dingin
dan berasa tajam
Pada hari ke-7 penelitian suara 20 orang sukarelawan tersebut direkam
untuk dianalisa frekuensinya kemudian 20 orang sukarelawan tersebut dibagi
menjadi dua kelompok, yakni sepuluh orang sebagai kelompok perlakuan yang
diberi asupan 100 gram gorengan dua kali sehari selama tujuh hari dan sepuluh
orang sebagai kelompok kontrol yang diberi asupan yang tidak mengandung
gorengan. Pada hari ke-14 penelitian suara 20 orang sukarelawan direkam
kembali. Hasil rekaman diolah dan dilihat nilai frekuensi dengan menggunakan
sofware frequency detect process, data nilai frekuensi pre dan post penelitian di
analisa secara statistik.
Hasil uji paired sample t-test frekuensi menunjukkan pada nada 1
keradangan organ-organ dalam rongga mulut juga akan meningkat, termasuk pada
pita suara yang sangat besar perannya dalam produksi suara dan menyanyi.
Pada nada 5
Hasil uji paired sample t-test pada kelompok kontrol menunjukkan hasil
yang signifikan dengan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 pada semua nada
yaitu 5
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh asupan
gorengan terhadap frekuensi suara penyanyi penyanyi, hal ini dapat dilihat dari
perubahan bermakna dimana frekuensi suara penyanyi menjadi lebih rendah dari
frekuensi sebelum diberikan asupan gorengan. | en_US |