MITOS DALAM RITUAL POJHIAN HODO DI PADUKUHAN PARIOPO DESA BANTAL KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO
Abstract
Ritual Pojhian Hodo sebagai salah satu bentuk kebudayaan daerah
Situbondo digolongkan sebagai kajian folklor. Ritual Pojhian Hodo merupakan
ritual kesuburan yang diyakini oleh masyarakat dapat menurunkan hujan,
mengingat kondisi tandus di daerah Padukuhan Pariopo. Kekeringan menjadi
masalah serius karena mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Pariopo
adalah daerah agraris yang mengandalkan hujan untuk kegiatan pertanian. Ritual
Pojhian Hodo merupakan foklor sebagian lisan yaitu folklor yang bentuknya
merupakan gabungan unsur lisan dan unsur bukan lisan, maka dalam penelitian ini
akan dibahas mengenai bentuk mitos ritual Pojhian Hodo, makna simbol dalam
ritual Pojhian Hodo, fungsi mitos ritual Pojhian Hodo, nilai budaya mitos ritual
Pojhian Hodo dan pemanfaatan cerita narasi ritual Pojhian Hodo.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif-etnografi. Lokasi
penelitian terletak di Padukuhan Pariopo Desa Bantal, Kecamatan Asembagus,
Kabupaten Situbondo. Data penelitian ini adalah uraian hal-hal yang berkaitan
dengan mitos, simbol, fungsi dan nilai dalam Ritual Pojhian Hodo. Metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data yaitu wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data,
prosedur analisis data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian dibagi menjadi lima sub bab yaitu, (1) Bentuk mitos ritual
Pojhian Hodo terdapat rangkaian acara yang dilaksanakan selama tiga hari. Hari
pertama, kegiatan mengunjungi Sombhâr dan Asta Masali, hari kedua dilanjutkan
berdoa di Asta Cangkreng dan Asta Asta Bhâtah dan hari ketiga ritual di Batho
Tomang dan terakhir di Tapa’ Dângdâng dengan tujuan meminta keselamatan
bagi seluruh masyarakat. (2), makna simbol yang ditemukan dalam ritual Pojhian
Hodo secara implisit sebagai ritual meminta hujan, dan secara eksplisit merupakan permohonan kepada Tuhan untuk keselamatan dan berkah. (3) Fungsi
ritual Pojhia Hodo ialah sebagai penambah ruligiusitas, seperti memupuk
keyakinan masyarakat terhadap Tuhan dengan menjalankan tradisi ritual Pojhian
Hodo, fungsi ekonomi seperti menambah pendapatan masyarakat Pariopo melalui
kegiatan ritual Pojhian Hodo, fungsi hiburan dan rekreasi dan, fungsi sosial
seperti tempat untuk memupuk rasa solidaritas, kerukunan dan kekompakan
masyarakat pariopo, (4) Nilai yang bisa diambil dari prosesi ritual Pojhia Hodo
ialah nilai religi, nilai sosial, dan nilai pendidikan, (5) Hasil kajian mitos ritual
Pojhia Hodo dimanfaatkan sebagai alternatif materi pembelajaran teks cerita
fantasi irisan.
Saran yang dapat diberikan adalah 1) Penelitian tentang mitos ritual
Pojhian Hodo hanya terbatas di daerah Pariopo Desa Bantal Kecamatan
Asembagus, diperlukan penelitian lanjutan untuk mengungkap ritual meminta
hujan di daerah lain. 2) Dalam ritula Pojhian Hodo masih banyak mitos dan
simbol-simbo yang belum terungkap, sehingga diperlukan penelitian lanjutan. 3)
Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa ritual Pojhian Hodo memiliki
banyak fungsi dalam kehidupan masyarakat. Sebagai warga yang peduli terhadap
kebudayaan, hendaknya ritual Pojhian Hodo lebih digali sebagai sarana
pendidikan anak. 4) Bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia, hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai alternatif materi dalam pembelajaran teks cerita fantasi
khususnya cerita fantasi irisan membaca kritis, menarasikan ulang teks, menjadi
inspirasi pembuatan puisi yang menekankan muatan lokal serta sebagai materi
menulis laporan Observasi dengan mengunjungi tempat-tempat ritual.