dc.description.abstract | Tingkat pengetahuan perawat yang kurang dapat menyebabkan komplikasi
dan keluhan yang membahayakan bagi pasien sehingga dapat menyebabkan
kematian. Pengetahuan yang kurang akan memberikan dampak yang negatif
terhadap pasien maupun terhadap perawat, hal ini dapat menyebabkan pelayanan
yang diterima kurang bermutu, memperberat kondisi sakit pasien karena
pelayanan yang diperoleh tidak sesuai dengan kebutuhan pasien. Penatalaksanaan
pasca-operasi dan pemulihan dari anestesi sangat memerlukan pengetahuan dan
keterampilan keperawatan yang professional. Tingkat pengetahuan perawat dan
keterampilan dalam perawatan pasien pasca-operasi sangat dibutuhkan untuk
mencegah komplikasi yang memperlama perawatan di rumah sakit atau
membahayakan diri pasien.
Peran perawat pasca-operasi berperan dalam pencegahan komplikasi pascaoperasi
terdiri
dari
pengkajian
pasca-operasi
dan
perawatan pasien pasca-operasi.
Perawatan pasien pasca-operasi yaitu memonitor keadaan pasien pasca
dilakukannya anestesi, misalnya keadaan pernapasan, kardiovaskuler,
keseimbangan cairan, sistem persarafan, perkemihan, dan gastrointestinal.
Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat pasca operasi terdiri dari
pengelolaan jalan napas, monitor sirkulasi, monitoring cairan dan elektrolit,
monitoring suhu tubuh, menilai dengan aldrete score,pengelolan keamanandan
kenyamanan pasien, serah terima dengan petugas ruang operasi dan serah terima
dengan petugas ruang perawatan (bangsal).
Hasil studi pendahuluan tanggal 04-05 Desember 2012 peneliti memperoleh
data jumlah perawat di ruang pemulihan ada 20 perawat pelaksana, dengan
pendidikan terahir S1 keperawatan ada 2 orang dan D3 keperawatan ada 18 orang.
Satu tahun terahir pada tahun 2011 di IBS RSD dr. Soebandi Jember melakukan
yang pembedahan baik regional aenesthesia dan general aenesthesia sebanyak
2824 pasien. Jumlah pasien pasca-operasi dengan general aenesthesia 3 bulan
terakhir (September - November 2012) sebanyak 423 pasien, sedangkan pasien
pasca-operasi dengan regional aenesthesia sebanyak 213 pasien. Rata-rata pasien
pasca-operasi dengan general aenesthesia per hari sebanyak 10 pasien. Selama
tahun 2011 tidak ada pasien meninggal akibat komplikasi pasca-operasi (sumber
diolah dari rekam medik IBS RSD dr. Soebandi, 2012). Salah satu komplikasi
yang ditemukan pada saat studi pendahuluan ada 1 pasien yang menggigil.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan
perawat dengan tindakan keperawatan pada pasien pasca-operasi dengan general
aenesthesia di ruang pemulihan IBS RSD dr. Soebandi Jember.Penelitian ini
menggunakan desain studi korelasi, dengan jenis penelitian analitik observasional
dengan menggunakan metode pendekatan cross-sectional.Teknik sampel dalam
penelitian ini adalah total sampling dengan responden 20 perawat yang dinas di
ruang pemulihan.Uji validitas dan reliabilitas menggunakan Pearson Product
Moment danuji Alpha Cronbach. Alat pengumpul data pada penelitian ini terdiri
dari lembar kuesioner dan lembar observasi.
Hasil penelitian terhadap tingkat pengetahuan perawat didapatkan dari 20
responden yang telah diteliti diketahui bahwa pengetahuan dengan kategori baik
adalah 18 responden (90%), tingkat pengetahuan dengan kategori cukup adalah 2
responden (10%) dan tidak ada perawat yang mempunyai tingkat pengetahuan
dengan kategori kurang. Sedangkan tindakan keperawatan diperoleh hasil dari 20
perawat yang di observasi diketahui bahwa tindakan keperawatan dengan kategori
baik adalah 18 responden (90%), tindakan keperawatan dengan kategori cukup
adalah 2 responden (10%) dan tidak ada perawat yang melakukan tindakan
keperawatan dengan kategori kurang.Data dianalisis dengan menggunakan chi
square test. Hasil menunjukkan nilai p adalah 0,005 (p < 0,05 ),sehingga dapat
disimpulkan adahubungan yang bermakna secara statistik antara tingkat
pengetahuan perawat dengan tindakan keperawatan pada pasien pasca operasi
dengan general aenesthesia di ruang pemulihan IBS RSD dr. Soebandi Jember.
Saran dari penelitian ini agar perawat di ruang pemulihan setiap minggu
melakukan pertemuan untuk membahas masalah yang sering dialami pasien pasca
operasi, sehingga pelayanan yang diterima memuaskan bagi pasiendan sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan pasien pasca operasi. Kepala ruang diharapkan
memberikan dukungan bagi perawat pemulihan agar perawat dapat
mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam
menangani pasien pasca operasi. | en_US |