Show simple item record

dc.contributor.advisorWALUYO, H. Joko
dc.contributor.advisorFIKRI, Kamalia
dc.contributor.authorANGGRAENI, Sylvia
dc.date.accessioned2018-02-08T07:06:44Z
dc.date.available2018-02-08T07:06:44Z
dc.date.issued2018-02-08
dc.identifier.nim130210103054
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/84203
dc.description.abstractSampai saat ini demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan global. Salmonella typhi merupakan jenis bakteri penyebab demam tifoid. WHO (World Health Organization) memperkirakan angka penderita demam tifoid di seluruh dunia sekitar 17 juta jiwa per tahun, dengan angka kematian mencapai 600.000 jiwa dan 70% terjadi di negara berkembang di Asia dengan angka penderita terbanyak pada kelompok usia 2-15 tahun. Pengobatan demam tifoid sampai saat ini masih didominasi dengan pemberian berbagai jenis antibiotik seperti kloramfenikol, amoxicillin, kotrimoksazol, ampisilin dan tiamfenikol penggunaan antibiotik ini dinilai kurang efektif karena adanya resistensi bakteri dimana pada tahun 2007 sekitar 6,8% isolat Salmonella typhi resisten terhadap ketiga antibiotik yakni, ampicillin, kloramfenikol dan kotrimoksazol. Resistensi diakibatkan kebiasaan buruk masyarakat dalam mengkonsumsi antibiotik tanpa disertai resep dokter. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya obat pengganti sebagai alternatif untuk mengendalikan resistensi obat-obatan ini, salah satu alternatifnya adalah menggunakan cacing tanah. Cacing tanah (Pheretima javanica K.) memiliki senyawa bioaktif antimikroba peptide yang disebut Lumbricin I, yang mengandung prolin 15% dari total berat kering dan tersusun dari 26 macam asam amino dengan berat molekul 7,231 kDa. Mode of action senyawa Lumbricin I dengan cara merubah dan merusak mekanisme permeabilitas membrane, dengan membentuk Multimeric Membrane Protein Pore, sehingga integritas membran terganggu bahkan menyebabkan kematian sel. Melihat potensi yang yang dimiliki cacing tanah (Pheretima javanica K.), maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh serbuk cacing tanah terhadap kadar SGPT dan SGOT tikus putih. Sebelum dijadikan obat dan diproduksi secara komersial, ada beberapa tahapan uji yang harus dilalui salah satunya adalah uji praklinik, dalam penelitian ini, uji praklinik yang dilakukan adalah uji toksisitas akut, di mana selain untuk mengetahui lethal dose 50 dari serbuk cacing tanah (Pheretima javanica K.), toksisitas juga diukur dari efeknya terhadap organ hati melalui parameter pengukuran kadar SGOT dan SGPT tikus putih (Rattus norvegicus L.) Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan jumlah sampel tikus putih (Rattus norvegicus L.) sebanyak 30 ekor terdiri atas 4 perlakuan dan 1 kontrol, 6 kali pengulangan, dengan tiap perlakuan terdiri atas 6 ekor hewan uji yang diberi varian dosis serbuk cacing tanah (Pheretima javanica K.) diantaranya 400, 800, 1600 dan 3200 mg/KgBB. Perlakuan berupa pemberian serbuk cacing tanah (Pheretima javanica K.) diberikan selama 14 hari yang selanjutnya dilakukan perhitungan LD50 setelah selang waktu 14 hari, untuk pengukuran kadar SGOT dan SGPT dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai LD50 yang lebih besar dari 5000 mg/KgBB yang berdasarkan kategori (Globally Harmonized Classification System (GHS) termasuk kategori praktis tidak toksik. Sehingga dengan pemberian serbuk cacing tanah (Pheretima javanica K.) dengan dosis tinggi sekalipun tidak akan memberi efek toksik bagi tubuh. Untuk kadar SGOT dan SGPT yang telah dianalisis menggunakan analisis Anova menunjukkan hasil tidak ada pengaruh pemberian serbuk cacing tanah (Pheretima javanica K.) terhadap kadar SGOT dan SGPT tikus putih dengan nilai signifikansi sebesar 0,198 untuk SGOT dan 0,590 untuk SGPT. Sehingga masuk dalam kategori aman terhadap fungsi hati. Setelah dilakukan validasi oleh 2 validator yaitu ahli materi dan ahli media diperoleh hasil bahwa buku dengan judul judul “Pheretima javanica K. Bukan Cacing Tanah Biasa” yang disusun dari hasil penelitian Uji Toksisitas Akut Serbuk Cacing Tanah (Pheretima javanica K.) Melalui Pengukuran Kadar SGOT dan SGPT Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) dapat dijadikan sebagai buku ilmiah populer dengan dengan rata-rata nilai validasi sebesar 82 dengan kategori sangat layak.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries130210103054;
dc.subjectSERBUK CACING TANAHen_US
dc.subjectPHERETIMA JAVANICA Ken_US
dc.subjectMELALUI PENGUKURAN KADAR SGOTen_US
dc.subjectTIKUS PUTIHen_US
dc.subjectRATTUS NORVEGICUS Len_US
dc.subjectBUKU ILMIAH POPen_US
dc.titleUji Toksisitas Akut Serbuk CacingTanah (Pheretima javanica K.) melalui Pengukuran Kadar SGOT dan SGPT Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) sebagai Buku Ilmiah Populeren_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record