Show simple item record

dc.contributor.advisorMUDAKIR, Imam
dc.contributor.advisorMURDIYAH, Siti
dc.contributor.authorPRATAMA K.H., Sigit
dc.date.accessioned2018-02-08T07:03:01Z
dc.date.available2018-02-08T07:03:01Z
dc.date.issued2018-02-08
dc.identifier.nim120210103099
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/84202
dc.description.abstractJamur tiram putih telah banyak digemari dan dibudidayakan masyarakat dengan cara memanfaatkan limbah hasil pemotongan kayu sebagai media tumbuhnya. Pada pembuatan media tumbuh jamur tiram putih terdiri dari bahan baku dan bahan tambahan. Bahan baku yang digunakan adalah serbuk kayu dan bahan tambahan yang digunakan adalah kapur dan dedak (Suharnowo, 2012: 126). Pada dasarnya jamur tiram putih merupakan jamur pengurai kayu yang dapat tumbuh pada limbah pertanian maupun industri yang mengandung ligniselulosa (Sumarsih, 2010). Seiring dengan bertambahnya home industry mengakibatkan peningkatan produksi limbah sehingga perlu penanganan limbah secara khusus agar tidak menjadi timbunan sampah yang dapat mencemari lingkungan. Penangan masalah sampah terutama pada limbah kulit singkong yang dihasilkan oleh para pengusaha tape salah satunya, yaitu memanfaatkan limbah tersebut sebagai tambahan nutrisi pada media tumbuh jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Limbah kulit singkong ketersediaannya sangat melimpah, Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 produksi singkong sebanyak 3.624.586 ton (Badan Pusat Statistik, 2015). Berat total singkong segar dapat menghasilkan limbah kulit luar 0,5-2% dan kulit dalam 8-15% (Departemen Pertanian, 2009). Kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai tambahan nutrisi media tumbuh jamur tiram putih karena mengandung karbohidrat yang tinggi diantaranya serat kasar sebesar 21,2%, ekstrak tanpa N 68% dan protein kasar 4,8%, Ca 0,36%, P 0,112%, Mg 0,227% (Devendra, 1977 dalam Hidayat, 2009). Jamur tiram putih membutuhkan nutrisi, antara lain selulosa, hemiselulosa, lignin, protein, lemak, mineral, dan vitamin untuk kelangsungan hidupnya. Jamur tiram putih dapat dibudidayakan oleh setiap orang yang menginginkannya. Informasi teknik budidaya jamur tiram putih telah tersebar melalui penyuluhan, media televisi, media internet, dan media buku. Untuk pemanfaatan limbah kulit singkong sebagai tambahan nutrisi pada media tumbuh tidak banyak masyarakat mengerti tentang teknik pengerjaannya secara tepat. Oleh sebab itu, pembuatan buku nonteks yang berisi teknik pengolahan limbah kulit sinkong sebagai tambahan nutrisi pada media tumbuh jamur tiram putih diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tahapan-tahapan cara budidaya secara tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah kulit singkong pada media tumbuh terhadap produksi dan kandunga gizi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), untuk menentukan persentase perbandingan serbuk kayu dengan serbuk kulit singkong yang dapat meningkatan produksi dan kandungan gizi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), serta untuk mengetahui apakah buku nonteks hasil dari penelitian pengaruh limbah kulit singkong pada media tumbuh terhadap produksi dan kandungan gizi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) layak digunakan. Penelitian dilakukan di Kelurahan Jumerto, Kecamatan patrang, Jember dan di Laboratorium Teknologi Industri Pangan Politeknik Negeri Jember. Penelitian berlangsung dari tanggal 19 Maret – 24 Juli 2016. Desain penelitian yang dilakukan dengan pola rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 taraf perlakuan, yaitu m0 = 100% serbuk kayu + 0% serbuk kulit singkong (kontrol), m1 = 87,5% serbuk kayu + 12,5% serbuk kulit singkong, m2 = 75% serbuk kayu + 25% serbuk kulit singkong, m3 = 62,5% serbuk kayu + 37,5% serbuk kulit singkong, setiap perlakuan terdiri 6 ulangan dengan 2 unit. Setelah proses pemanenan jamur tiram putih terdapat parameter yang harus diamati pada setiap perlakuan yaitu total berat tubuh buah, jumlah tubuh buah, diameter tudung, efisiensi biologis, serata pada panen ke 2 dilakukan uji proksimat untuk mengetahui kadar air, abu, lemak, protein, serat, karbohidrat jamur tiram putih dilakukan tiga kali pengulangan. Data hasil penelitian yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis data anova dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT5%). Hasil penelitian selanjutnya digunakan untuk penyusunan buku nonteks untuk masyarakat umum yang berjudul “Limbah Kulit Singkong Solusi Untuk Meningkatkan Kualitas Dan Hasil Produksi Jamur Tiram Putih”.Buku nonteks ini disusun berdasarkan pedoman penulisan buku nonteks pelajaran oleh pusat pebukuan Depdiknas. Uji kelayakan buku nonteks dilakukan menggunakan lembar validasi yang diserahkan pada validator ahli media dan validator ahli materi. Hasil uji validasi buku berupa nilai dari skor setiap aspek penilaian danterdapat uraian saran dan komentar secara deskriptif tentang buku. Hasil analisis data dari total berat tubuh buah pada perlakuan m0 berbedanyata dengan perlakuan m1, m2, m3, akan tetapi perlakuan m1, m2, m3 saling tidak menunjukkan berbeda nyata. Selanjutnya, penambahan kulit singkong pada media tumbuh menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap jumlah tubuh buah jamur tiram putih. Diameter pada perlakuan m0 berbeda nyata dengan perlakuan m1, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan m2, m3; diameter tudung pada perlakuan m1 berbeda nyata dengan perlakuan m0, m3, namun tidak beda nyata dengan perlakuan m2; diameter pada perlakuan m2 tidak beda nyata dengan perlakuan m0, m1, m3; diameter tudung perlakuan m3 berbeda nyata dengan perlakuan m1, namun menunjukkan tidak berbeda nyata dengan perlakuan m0, m2. Efisiensi biologis pada perlakuan m0 berbeda nyata dengan perlakuan m1, m2, m3, namun antar perlakuan m1, m2, m3 saling tidak berbeda nyata. Hasil analisis data dari kadar air pada antar perlakuan m0, m1, m2, m3 saling berbeda nyata. Kadar abu pada perlakuan m0 berbeda nyata dengan perlakuan m1, m2, m3; perlakuan m1 berbeda nyata dengan perlakuan m0, m2, namun tidak beda nyata dengan perlakuan m3; perlakuan m2 berbeda nyata dengan perlakuan m0, m1, namun tidak beda nyata dengan perlakuan m3; perlakuan m3 berbeda nyata dengan perlakuan m0, namun tidak beda nyata dengan perlakuan m1, m2. Kadar lemak pada perlakuan m2 berbeda nyata dengan perlakuan m0, m1, m3, namun antar perlakuan m0, m1, m3 saling tidak berbeda nyata. Kadar protein pada antar perlakuan m0, m1, m2, m3 saling berbeda nyata. Kadar serat pada antar perlakuan m0, m1, m2, m3 saling berbeda nyata. Kadar karbohidrat pada antar perlakuan m0, m1, m2, m3 saling berbeda nyata. Hasil uji validasi buku oleh validator ahli media diperoleh nilai 90 dan ahli materi diperoleh nilai 87,5 dengan keterangan buku layak digunakan. Kesimpulan dari hasil analisis data dan pembahasan menunjukkan penambahan limbah kulit singkong pada media tumbuh berpengaruh terhadap produksi dan kandungan gizi jamur tiram putih. Persentase komposisi media terbaik dihasilkan oleh media tumbuh perlakuan m2 (75% serbuk kayu + 25% serbuk kulit singkong) dapat meningkatkan produksi dan kandungan gizi jamur tiram putih. Buku nonteks hasil penelitian pengaruh penambahan limbah kulit singkong pada media tumbuh terhadap produksi dan kandungan gizi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) layak digunakan masyarakat umum.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries120210103099;
dc.subjectKULIT SINGKONGen_US
dc.subjectMEDIA TUMBUH TERHADAP PRODUKSIen_US
dc.subjectKANDUNGAN GIZI JAMUR TIRAM PUTIHen_US
dc.subject(Pleurotus ostreatus)en_US
dc.subjectPEMANFAATANNYA SEBAGAI BUKU NONTEKSen_US
dc.titlePengaruh Penambahan Kulit Singkong pada Media Tumbuh terhadap Produksi dan Kandungan Gizi Jamur Tiram Putih(Pleurotus Ostreatus) serta Pemanfaatannya sebagai Buku Nonteksen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record