dc.description.abstract | Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan porses
pembelajaran secara aktif agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya. Guru sangat diharapkan
untuk dapat mengupayakan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan berbagai strategi inovatif
dan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga mampu meningkatkan hasil belajar
siswa. Hasil belajar siswa dapat meningkat apabila terdapat kerjasama yang baik antara guru dan
siswa terutama ketika pembelajaran materi biologi yang sering berhubungan dengan objek/ benda alam
sehingga memerlukan adanya kegiatan pengamatan fenomena yang kontekstual yang penting. Agar siswa
dapat melakukan pengamatan fenomena/ praktikum dalam menyampaikan pembelajaran biologi membutuhkan
adanya media pembelajaran. Namun, media tersebut belum optimal dengan kondisi fasilitas yang kurang
memadai dan keterbatasan ruangan laboratorium. Maka dari itu diperlukan adanya pengembangan media
laboratorium virtual (virtual laboratory) yang dapat sesuai dengan kebutuhan pembelajaran oleh
siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan tentang media virtual laboratory. Model
pengembangan penelitian ini menggunakan pengembangan 4D (Define, Design, Develop, Disseminate).
Pada prosedur ini terdapat empat tahapan 4D yakni: 1) Tahap pendefinisian, 2) Tahap perancangan, 3)
Tahap pengembangan, 4) Tahap penyebarluasan. Tahap pendefinisian (define) untuk menentapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang
dikembangkan. Tahap perencanaan (design) adalah tahap menyiapkan pemilihan media, format dan desain
awal media virtual laboratory. Tahap pengembangan (develop) untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para ahli validator. Selanjutnya tahap
penyebaran (disseminate) yang merupakan tahap penggunaan virtual laboratory yang telah dikembangkan
pada skala yang lebih luas. Namun peneliti tidak melakukan tahap penyebaran dikarenakan tahap ini
membutuhkan waktu yang lama.
Validitas hasil validasi yang diperoleh dari beberapa ahli yaitu hasil validasi, yakni hasil
validasi materi mencapai persentase penilaian 83,33% dengan kategori sangat baik, hasil validasi
media mencapai persentase penilaian 75% dengan kategori baik, dan hasil validasi pengguna (guru
biologi) menncapai 93,61% dengan kategori sangat baik. Hasil validasi tersebut menunjukkan bahwa
validitas media virtual laboratory adalah media pembelajaran yang sudah layak dan dapat digunakan
untuk kegiatan pembelajaran yang sebenarnya. Sedangkan
pada penerapan virtual laboratory didapatkan hasil nilai hasil belajar kognitif siswa secara
klasikal dari pra siklus ke siklus 1 sebesar 80%, siklus I ke siklus II sebesar 7%, dan pra siklus
ke siklus II sebesar 87% . Pada hasil belajar afektif siswa secara klasikal dari pra siklus ke
siklus I sebesar 0, siklus I ke siklus II sebesar 5, dan pra siklus ke siklus II sebesar 5 . Hal
ini dengan demikian dapat disimpulkan bahwa virtual laboratory berpengaruh secara signifikan
terhadap peningkaran hasil belajar biologi (kognitif dan afektif) siswa SMA Negeri Pakusari. | en_US |