Show simple item record

dc.contributor.advisorMUDAKIR, Imam
dc.contributor.advisorFIKRI, Kamalia
dc.contributor.authorCRISTANTY, Novi Cahya
dc.date.accessioned2018-02-08T06:31:07Z
dc.date.available2018-02-08T06:31:07Z
dc.date.issued2018-02-08
dc.identifier.nimNIM130210103037
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/84194
dc.description.abstractPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan porses pembelajaran secara aktif agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya. Guru sangat diharapkan untuk dapat mengupayakan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan berbagai strategi inovatif dan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat meningkat apabila terdapat kerjasama yang baik antara guru dan siswa terutama ketika pembelajaran materi biologi yang sering berhubungan dengan objek/ benda alam sehingga memerlukan adanya kegiatan pengamatan fenomena yang kontekstual yang penting. Agar siswa dapat melakukan pengamatan fenomena/ praktikum dalam menyampaikan pembelajaran biologi membutuhkan adanya media pembelajaran. Namun, media tersebut belum optimal dengan kondisi fasilitas yang kurang memadai dan keterbatasan ruangan laboratorium. Maka dari itu diperlukan adanya pengembangan media laboratorium virtual (virtual laboratory) yang dapat sesuai dengan kebutuhan pembelajaran oleh siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan tentang media virtual laboratory. Model pengembangan penelitian ini menggunakan pengembangan 4D (Define, Design, Develop, Disseminate). Pada prosedur ini terdapat empat tahapan 4D yakni: 1) Tahap pendefinisian, 2) Tahap perancangan, 3) Tahap pengembangan, 4) Tahap penyebarluasan. Tahap pendefinisian (define) untuk menentapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan. Tahap perencanaan (design) adalah tahap menyiapkan pemilihan media, format dan desain awal media virtual laboratory. Tahap pengembangan (develop) untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para ahli validator. Selanjutnya tahap penyebaran (disseminate) yang merupakan tahap penggunaan virtual laboratory yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas. Namun peneliti tidak melakukan tahap penyebaran dikarenakan tahap ini membutuhkan waktu yang lama. Validitas hasil validasi yang diperoleh dari beberapa ahli yaitu hasil validasi, yakni hasil validasi materi mencapai persentase penilaian 83,33% dengan kategori sangat baik, hasil validasi media mencapai persentase penilaian 75% dengan kategori baik, dan hasil validasi pengguna (guru biologi) menncapai 93,61% dengan kategori sangat baik. Hasil validasi tersebut menunjukkan bahwa validitas media virtual laboratory adalah media pembelajaran yang sudah layak dan dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang sebenarnya. Sedangkan pada penerapan virtual laboratory didapatkan hasil nilai hasil belajar kognitif siswa secara klasikal dari pra siklus ke siklus 1 sebesar 80%, siklus I ke siklus II sebesar 7%, dan pra siklus ke siklus II sebesar 87% . Pada hasil belajar afektif siswa secara klasikal dari pra siklus ke siklus I sebesar 0, siklus I ke siklus II sebesar 5, dan pra siklus ke siklus II sebesar 5 . Hal ini dengan demikian dapat disimpulkan bahwa virtual laboratory berpengaruh secara signifikan terhadap peningkaran hasil belajar biologi (kognitif dan afektif) siswa SMA Negeri Pakusari.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries130210103037;
dc.subjectVIRTUAL LABORATORYen_US
dc.subjectSISTEM EKSKRESIen_US
dc.subjectMENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGIen_US
dc.titlePENGEMBANGAN VIRTUAL LABORATORY PADA POKOK BAHASAN SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGIen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record