PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SABUN SULFUR 10% DENGAN SALEP 2-4 SEBAGAI PENGOBATAN TUNGGAL DAN KOMBINASI PADA PENYAKIT SKABIES
Abstract
Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi Sarcoptes scabiei. Skabies adalah salah satu penyakit kulit yang sangat menular dengan tingkat prevalensi yang sangat beragam diberbagai negara. Menurut WHO secara global terdapat sedikitnya 130 juta orang yang sedang terkena skabies. Di Indonesia 5,60-12,95% orang sedang terkena skabies. Gejala utama skabies adalah gatal yang meningkat dimalam hari dengan efek lebih lanjut adalah menurunnya produktifitas dan kualitas hidup penderita. Pondok pesantren merupakan salah satu komunitas yang padat, kepadatan tersebut menjadikannya sebagai lingkungan yang beresiko tinggi terserang skabies. Permetrin merupakan drug of choice untuk skabies. Harga permetrin cukup mahal sehingga membuatnya kurang efektif jika diterapkan pada pengobatan yang bersifat massal. Sifat skabies yang sangat menular mengakibatkan jumlah serangan yang tinggi dalam sebuah komunitas. Sulfur menjadi pilihan terapi yang baik untuk digunakan dalam pengobatan skabies yang bersifat massal. Sulfur yang digunakan untuk mengobati skabies banyak ditemukan dalam sediaan sabun dan salep. Di Indonesia sabun dan salep sulfur sangat mudah didapatkan, murah dan banyak tersedia di puskesmas khususnya dalam sediaan sabun sulfur 10% dan salep 2-4. Penelitian-penelitian terdahulu telah membandingkan efektifitas antara terapi tunggal sabun sulfur dengan salep 2-4, juga terdapat penelitian membandingkan efektifitas terapi tunggal salep 3-6 dengan terapi kombinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara terapi tunggal sabun sulfur 10% dan salep 2-4 terhadap terapi kombinasi pada penyakit skabies. Penelitian ini merupakan sebuah analisis deskriptif yaitu uji klinis acak terkontrol (Randomized controlled trial) dengan desain paralel tanpa menggunakan matching. Penelitian ini dilakukan di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Qarnain desa Balet baru kecamatan Sukowono kabupaten Jember pada bulan Oktober-November 2016. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 108 yang telah memenuhi syarat inklusi dan eksklusi yang dipilih secara acak dan dibagi kedalam 3 kelompok yaitu kelompok sabun sulfur 10%, kelompok salep 2-4 dan kelompok kombinasi. Masing-masing kelompok berisikan 36 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil perlakuan pada kelompok sabun sulfur 10% menunjukkan tingkat kesembuhan pada pemeriksaan minggu ke-1, minggu ke-2 dan minggu ke-3 berturut-turut 1 orang (2,78%), 19 orang (52,78%) dan 27 orang (75,0%). Hasil perlakuan pada kelompok salep 2-4 menunjukkan tingkat kesembuhan pada pemeriksaan minggu ke-1, minggu ke-2 dan minggu ke-3 berturut-turut 4 orang (11,11%), 26 orang (72,22%) dan 32 orang (88,89%). Hasil perlakuan pada kelompok kombinasi sabun sulfur 10% dan salep 2-4 menunjukkan tingkat kesembuhan pada pemeriksaan minggu ke-1, minggu ke-2 dan minggu ke-3 berturut-turut 8 orang (22,22%), 23 orang (63,89%) dan 34 orang (94,44%). Hasil analisis data pada perbandingan antara kelompok terapi tunggal sabun sulfur 10% terhadap kelompok kombinasi pada pemeriksaan minggu ke-1 sebesar p=0,013, pada pemeriksaan minggu ke-2 sebesar p=0,339 dan pada pemeriksaan minggu ke-3 sebesar p=0,022. Terapi kombinasi mempunyai persentase kesembuhan yang lebih tinggi dibanding kelompok terapi tunggal sabun sulfur 10%. Hasil analisis data menunjukkan perbandingan antara kelompok terapi tunggal salep 2-4 terhadap kelompok terapi kombinasi yaitu pada pemeriksaan minggu ke-1 sebesar p=0,206, pada pemeriksaan minggu ke-2 sebesar p=0,0448 dan pada pemeriksaan minggu ke-3 sebesar p=0,394. Terapi kombinasi mempunyai persentase kesembuhan yang lebih tinggi dibanding kelompok terapi tunggal salep 2-4. Terdapat perbedaan efektivitas pada kedua perbandingan dalam seluruh pemeriksaan yang dilakukan, namun perbandingan efektivitas yang signifikan (<0,05) hanya ditemukan pada perbandingan antara kelompok sabun sulfur 10% terhadap kelompok kombinasi yaitu pada pemeriksaan minggu ke-1 dan minggu ke-3.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]