dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan perilaku mengemudi tidak aman pada sopir bus trayek Jember-Kencong-Lumajang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitianini dilaksanakan di terminal Tawang Alun Kabupaten Jember dan di wilayah kerja trayek Jember-Kencong-Lumajang pada bulan Mei 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhpengemudi bus trayek Jember-Kencong-Lumajang yang masih aktif beroperasi sejumlah 40 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dangan jumlah sampel 37 orang. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku mengemudi tidak aman pada sopir bus trayek Jember-Kencong-Lumajang sedangkan variabel bebasnya adalah faktor karakteristik reponden (lama kerja, masa kerja, lama istirahat, waktu tempuh satu kali keberangkatan dan jam kerja), faktor predisposisi (tingkat pengetahuan), faktor pendukung (kondisi kendaraan, kondisi cuaca dan pendapatan) dan faktor pendorong (motivasi/dukungan keluarga). Untuk mengetahui hubungan variabel
terikat dan variabel bebas maka menggunakan uji spearman dan chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel waktu tempuh satu kali keberangkatan pada faktor karakteristik repopnden yang berhubungan dengan perilaku mengemudi tidak aman pada sopir bus trayek Jember-Kencong-Lumajang dengan p value 0,021. Variabel lainnya seperti lama kerja (p = 0,106), masa kerja (p = 0,511), lama istirahat (p = 0,944), dan jam kerja (0,581) tidak berhubungan dengan perilaku mengemudi tidak aman pada sopir bus trayek Jember-Kencong-Lumajang. Faktor prediposisi (tingkat pengetahuan) (p = 0,027) berhubungan dengan perilaku mengemudi tidak aman pada sopir bus trayek Jember-Kencong-Lumajang. Faktor pendukung seperti variabel kondisi kendaraan (p = 0,909), kondisi cuaca (p =0,628) dan pendapatan (p = 0,973) tidak berhubungan dengan perilaku mengemudi tidak aman pada sopir bus trayek Jember-Kencong-Lumajang. Variabel motivasi/dukungan keluarga (p =0,495) tidak berhubungan dengan perilaku mengemudi tidak aman pada sopir bus trayek Jember-Kencong-Lumajang.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa perlu dilakukan pengajuan Surat Izin Mengemudi(SIM) yang lebih ketat dan selektif terhadap calon pengemudi bus dan inspeksi mendadak terhadap sopir bus terkait kelengakapan surat kendaraan oleh pihak kepolisian. Perlunya pelatihan safety driving/ perilaku mengemudi yang aman pada sopir bus, pemeriksaan secara rutin pada semua bagian yang ada pada bus terutama aspek keselamatandan juga pemeriksaan secara berkala terhadap kelayakan operasional kendaraan yang dilaksanakan oleh dinas perhubungan. Perusahaan otobus harus melengkapi armada bus dengan peralatan keselamatan berkendara yang sesuai standar seperti sabuk pengaman, alat keselamatan (Alat Pemadam Api Ringan (APAR), kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan alat pemecah kaca darurat), serta melakukan pengecekan dan perawatan bus secara berkala. Perekrutan pengemudi bus lebih diperketat terutama rekam jejak pengemudi bus. | en_US |