IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI
Abstract
Bagiak merupakan kue kering khas Banyuwangi yang bahan bakunya berasal dari
tapioka (pati ubi-kayu) dan pati garut. Industri ini umumnya dikelola oleh para pengrajin
rumah tangga yang tersebar di berbagai pelosok pedesaan. Jumlah industri pengolahan
bagiak di kabupaten Banyuwangi cukup besar yaitu 2.400 unit usaha yang tergolong
Usaha mikro, kecil dan menengah ( UMKM). Mitra dalam kegiatan ini adalah “UD.
Time Snack” dan “UD. Waining Jaya”, kue bagiak yang diproduksi oleh ke-dua mitra
kualitasnya rendah, bentuk tidak seragam, warna tidak sama, tekstur liat (alot), tidak
mempunyai nilai tambah (citra diri), kemasan yang tidak menarik konsumen dan masa
simpan bagiak sangat singkat yaitu 4-6 minggu. Selain itu permasalahan yang dialami
oleh mitra adalah pengolahan bagiak memerlukan waktu lama (pencampuran adonan ±1 jam/2kg bahan) dan bahan bakar yang digunakan cukup tinggi, yaitu untuk memproduksi bagiak sebanyak 50 kg / hari dibutuhkan bahan bakar gas 3 kg sebanyak 5 buah. Metode yang ditawarkan dalam kegiatan IbM ini adalah teknologi yang sederhana, tepat guna, aplikatif dan sudah teruji keberhasilannya, hal ini adalah untuk mempermudah transfer teknologi bagi penggunanya. Pelaksanaan program IbM tahun Anggaran 2015, dapat disimpulkan : 1) Pelaksanaan program IbM, sudah dilaksanakan 100 %, dan berjalan sesuai dengan program yang direncanakan, 2) Pengadaan alat pengolahan kue bagiak dalam meningkatkan usaha kue bagiak dapat direalisasi sesuai dengan rencana, 3) Telah dilaksanakan peningkatan SDM kue bagiak melalui penyuluhan dan pendampingan berkelanjutan, dan 4) Tersedianya paket teknologi pembuatan kue bagiak serat tinggi dengan aneka rasa.