dc.description.abstract | Asuhan keperawatan merupakan kegiatan mandiri perawat yang didasarkan
pada kebutuhan pasien untuk memenuhi aktivitas kehidupan sehari-sehari.
Pelayanan keperawatan mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia.
Kebutuhan dasar tersebut sering kali disebut 14 (empat belas) kebutuhan dasar
Henderson, yang memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan
keperawatan, yang salah satu di antaranya adalah menjaga tubuh tetap bersih dan
rapi (Henderson, 1955 dalam Potter & Perry, 2005).
Perawat sebagai tenaga kesehatan memiliki sejumlah peran di dalam
menjalankan tugasnya sesuai dengan hak dan kewenangan yang ada (Asmadi,
2008). Peran perawat salah satunya adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan
atau care provider. Perawat harus menjalankan tugasnya sesuai dengan standar
kompetensi. Standar kompetensi perawat merupakan kompetensi yang harus
dimiliki oleh perawat untuk memberikan asuhan keperawatan profesional.
Standar kompetensi perawat Indonesia setara dengan standar internasional,
dengan demikian perawat Indonesia mendapatkan pengakuan yang sama dengan
perawat dari negara lain (Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2012).
Kebersihan diri merupakan kebutuhan dasar manusia yang senantiasa harus
terpenuhi. Kebutuhan manusia menurut Maslow tersusun dalam suatu hirarki,
mulai dari hirarki kebutuhan yang paling dasar hingga kebutuhan yang paling
tinggi tingkatannya. Kebersihan diri merupakan kebutuhan yang utama dalam
memelihara kesehatan seseorang. Kebersihan diri tidak hanya dibutuhkan untuk
orang yang sehat, tetapi juga untuk orang yang sakit. Selama memberikan
perawatan, perawat perlu memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan
pelayanan asuhan keperawatan (Suarli dan Bahtiar, 2009).
Hasil penelitian Riyadi dan Kusnanto (2007) menyatakan bahwa dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, setiap perawat harus mempunyai
motivasi yang tinggi agar nantinya didapatkan kinerja yang baik. Semakin tinggi
motivasi kerja seorang perawat maka diharapkan semakin tinggi pula kinerja
perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Motivasi adalah
segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Purwanto,
2000 dalam Suarli dan Bahtiar, 2009). Motivasi dibedakan menjadi dua macam,
yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik (motivasi dari
dalam) adalah motivasi yang datang dari dalam individu. Motivasi ekstrinsik
(motivasi dari luar) adalah motivasi yang datang dari luar individu (Suarli dan
Bahtiar, 2009). Karakteristik individu atau karakteristik perawat termasuk dalam
motivasi intrinsik. Perawat dalam dalam melaksanakan pemenuhan kebutuhan
kebersihan diri pasien merupakan suatu bentuk kinerja perawat ketika di lapangan.
Nursalam (2002) mengungkapkan bahwa karakteristik perawat merupakan faktorfaktor
yang mempengaruhi kinerja perawat. Karakteristik perawat dikategorikan
menjadi usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan lama bekerja (Smet, 2004).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik
perawat dengan motivasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
pasien di ruang rawat inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso. Desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi, dengan jenis penelitian
yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi pada penelitian ini sebanyak 71 perawat yang merupakan perawat di
ruang rawat inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso dengan jumlah sampel 46
perawat. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah probability sampling.
Penelitian dilakukan di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso dan sumber data yang
digunakan adalah sumber data primer yang diperoleh dari kuesioner sebagai alat
pengumpul data dan sumber data sekunder yang diperoleh dari data mengenai
perawat di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso. Uji validitas dan reliabilitas
menggunakan Pearson Product Moment dan uji Alpha Cronbach.
Analisis data menggunakan uji T Independen dengan tingkat kemaknaan 5%
dan juga menggunakan uji chi-square. Hasil analisis data karakteristik perawat
(usia) dengan motivasi perawat menunjukkan ada hubungan yang signifikan
dengan p value (0,001) < α=0,05. Hasil analisis data karakteristik perawat (jenis
kelamin) dengan motivasi perawat menunjukkan tidak ada hubungan yang
signifikan dengan p value (0, 846) > α=0,05. Hasil analisis data karakteristik
perawat (tingkat pendidikan) dengan motivasi perawat menunjukkan ada
hubungan yang signifikan dengan p value (0,000) < α=0,05. Hasil analisis data
karakteristik perawat (lama bekerja) dengan motivasi perawat menunjukkan ada
hubungan yang signifikan dengan p value (0,006) < α=0,05. Kondisi demikian
perlu adanya tindak lanjut dari tenaga kesehatan setempat terutama untuk
meningkatkan kualitas pelayanan tindakan keperawatan lebih khususnya terkait
dengan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri dengan mengadakan pelatihanpelatihan
terkait kebersihan diri pasien, rekrutmen perawat baru, dan
meningkatkan motivasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
akan mampu mengatasi pertimbangan tersebut. | en_US |