dc.description.abstract | Biaya hidup yang cenderung lebih tinggi di negara tertentu, mendorong orang untuk melakukan wisata ke daerah lain yang biaya hidupnya lebih rendah. Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu tujuan wisata karena biaya hidup murah sedangkan kawasan Pantai Boom menjadi salah satu destinasi wisata yang diunggulkan karena kekhasan alamnya. Akan tetapi, terjadi perlambatan ekonomi karena beberapa sektor usaha mengalami penurunan seperti sektor pariwisata sedangkan sektor pertanian masih menjadi primadona. Pengelolaan kawasan Pantai Boom perlu dilaksanakan untuk menopang sektor pariwisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan implementasi kebijakan pengelolaan Kawasan Pantai Boom di Kabupaten Banyuwangi agar berjalan sesuai dengan harapan para pembuat kebijakan. Penelitan ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengetahui fenomena yang terjadi dalam implementasi kebijakan pengelolaan kawasan Pantai Boom di Kabupaten Banyuwangi dengan menggunakan naskah wawancara, catatan lapangan, dan dokumen resmi lainnya kemudian dicocokkan antara kenyataan dengan teori yang berlaku sehingga makna gejala sosial yang terjadi menjadi jelas. Beberapa model teori implementasi kebijakan seperti model Mazmanian dan Sabatier, model Van Horn dan Van Metter, serta model Grindlle, penelitian ini menggunakan teori Van Metter dan Van Horn karena lebih menekankan kinerja kebijakan. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan triangulasi kemudian dianalisis menggunakan model analisis interaktif Miles and Huberman Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan belum bisa dikatakan berjalan baik karena komunikasi antar badan pelaksana masih terdapat kepentingan sektoral daripada mencapai tujuan bersama dan budaya masyarakat masih ingin tradisional daripada konsep modern berbasis ekowisata. | en_US |