PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP
Abstract
IPA merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah
observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui
eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep Hakikat
fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui
serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang tersusun atas tiga
komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara
universal . Materi pelajaran akan lebih mudah dipelajari, dipahami, dihayati, dan
diingat bila siswa sendiri memperoleh pengamatan langsung dari peristiwa belajar
tersebut melalui pengamatan atau eksperimen maka siswa diharapkan Salah satu
model dan media pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan metode eksperimen.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan keterampilan proses
sains siswa menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS)
dengan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di SMP, (2) Mendeskripsikan
aktivitas belajar siswa menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe think
pair share (TPS) dengan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di SMP, (3)
Mengkaji apakah ada perbedaan yang lebih baik antara hasil belajar siswa
menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dan
menggunakan model pembelajaran discovery learning pada pembelajaran IPA dSMP .
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan tempat penelitian
ditentukan menggunakan metode purposive sampling area. Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jenggawah. Sampel penelitian ditentukan setelah
dilakukan uji homogenitas terhadap populasi. Penentuan sampel penelitian
menggunakan metode cluster random sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah control-group post test only design. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Analisis
data menggunakan uji t-test (Independent Sample T-test) untuk mengkaji taraf
signifikansi perbedaan hasil belajar, dan menggunakan persentase aktivitas untuk
mendeskripsikan aktivitas belajar.
Pengujian hipotesisnya menggunakan uji hipotesis dua pihak (two tail
test). Karena menggunakan pihak kanan, maka nilai Sig. (1-tailed) sebesar 0.0095
≤ 0.05 maka Ho ditolak sehingga nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dengan demikian, Model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan metode eksperimen
berpengaruh lebih baik terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di
SMP. bahwa aktivitas belajar siswa pada tiap pertemuan mengalami peningkatan
yaitu 62,5%, 65%, 96,25% dan 96,2% sehingga dapat digolongkan dalam kriteria
aktif. keterampilan proses sains siswa pada tiap pertemuan mengalami
peningkatan yaitu 69,7%, 80,8%, 92,4% dan 96,4% sehingga dapat digolongkan
dalam kriteria baik.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dari penelitian
ini adalah: (1) Ada perbedaan yang lebih baik antara hasil belajar siswa
menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan metode
eksperimen dan yang menggunakan model pembelajaran discovery learning pada
pembelajaran IPA di SMP, (2) Aktivitas belajar siswa menggunakan model
Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan metode eksperimen
pada pembelajaran IPA di SMP dapat digolongkan dalam kategori aktif, (3)
keterampilan proses sains siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di
SMP dapat digolongkan dalam kategori baik.