HUBUNGAN ANTARA PAPARAN IKLAN MAKANAN DAN MINUMAN RINGAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU PEMILIHAN JAJANAN PADA ANAK (STUDI ANALITIK PADA ANAK DENGAN STATUS GIZI LEBIH SEKOLAH DASAR JEMBER LOR 01 PATRANG KABUPATEN JEMBER)
Abstract
Peningkatan status kesehatan masyarakat merupakan salah satu tujuan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015 – 2019 dilakukan pada semua tingkatan usia. Salah satu tingkatan usia tersebut adalah anak usia sekolah. Salah satu hal yang diperhatikan pada tingkatan usia tersebut adalah status gizi pada anak, salah satunya adalah status gizi lebih. Status gizi tersebut disebabkan oleh konsumsi makanan secara berlebih. Konsumsi tersebut dipengaruhi media, salah satunya media berupa iklan komersial yang mempromosikan berbagai produk makanan dan minuman ringan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 secara nasional masalah berat badan berlebih dengan kategori gemuk dan obesitas pada umur 5-12 tahun masing-masing sebesar 10,8% dan 8,8%. Prevalensi gemuk di Jawa Timur mendekati angka nasional (Riskesdas, 2013). Dinas Kesehatan Kabupaten Jember tahun 2015 mencatat Kabupaten Jember memiliki siswa sebanyak 8.172 laki – laki dan 5.920 perempuan yang memiliki status gizi lebih. Data yang diperoleh dari Puskesmas Patrang tahun 2015 menunjukkan bahwa terdapat 1.070 anak usia sekolah dasar se Kecamatan Patrang dengan status gizi lebih masing-masing 616 laki-laki dan 454 perempuan, 300 (28%) diantaranya adalah siswa dari SD Jember Lor 01 Patrang Jember.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara paparan iklan makanan dan minuman ringan di televisi dengan perilaku jajanan pada anak dengan gizi lebih di SDN Jember Lor 01 Patrang Jember. Penelitian tersebut dilakukan di bulan November 2016, dengan jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN Jember Lor 01 yang memiliki status gizi lebih yakni sebanyak 300 siswa. Sampel yang diambil melalui teknik simpel random sampling yakni pengambilan sampel secara acak karena peneliti menganggap semua sampel memiliki karakteristik yang hampir sama yakni pada kelas 4, 5, dan 6. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara yang dilakukan peneliti dan rekannya kepada 82 respon terkait dengan paparan iklan, pengetahuan, sikap, tindakan, dan perilaku, serta hubungan antara paparan iklan dengan keempat aspek tersebut yang terpilih menggunakan kuesioner yang dibuat peneliti serta telah melakui proses validitas dan reliabilitas. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square pada derajat kemaknaan 95% (α=0,05), namun tidak memenuhi uji tersebut kemudian diganti dengan uji Fishers Exact Test.
Mayoritas responden penelitian adalah laki-laki, dengan status gizi lebih kategori obese sebanyak 27 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 11 tahun sebanyak 34 (41,5%). Mayoritas responden terpapar iklan makanan dan minuman ringan di televisi. Pengetahuan responden sebagian besar baik. Sikap dan perilaku responden dalam memilih jajanan mayoritas tergolong positif. Sikap dan perilaku yang positif diartikan peneliti sebagai sikap dan perilaku responden yang tidak setuju memilih jajanan yang berpotensi dapat menyebabkan gizi berlebih. Mayoritas responden penelitian melakukan tindakan yang beresiko gizi berlebih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara paparan iklan makanan dan minuman ringan di televisi dengan perilaku jajanan pada anak dengan gizi lebih di SDN Jember Lor 01 Patrang Jember Saran yang dapat diberikan peneliti bagi sekolah adalah tetap mempertahankan kebijakan terkait dengan penyediaan jajanan yang ada di kantin sehat. Hal ini dikarenakan dari hasil penelitian ini, responden jarang memilih jajanan seperti iklan di televisi karena di kantin sekolah tidak menyediakan jajanan tersebut. Bagi orang tua mengawasi dan membimbing anaknya dalam membeli jajan misalnya dengan membawa bekal dari rumah, bisa berupa nasi, kue buatan sendiri yang lebih menyehatkan dan aman; membimbing anaknya untuk banyak beraktivitas yang dapat mengurangi dan mencegah gizi lebih. Bagi guru Sekolah Dasar untuk senantiasa membimbing muridnya untuk membawa bekal makanan sehingga jarang memilih jajanan di luar termasuk di sekolah; memantau pelaaksanaan senam pagi sebagai bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan gizi lebih
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]