dc.description.abstract | Abstrak
Stres merupakan salah satu pencetus kekambuhan epilepsi. Hal ini mendasari penulis untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat stres dan frekuensi bangkitan pasien epilepsi di Poli Saraf RSD dr. Soebandi. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Sampel berjumlah 30 orang yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi sampel adalah pasien dengan diagnosis epilepsi generalisata sesuai data rekam medis, bersedia menjadi subjek penelitian, memiliki keadaan compos mentis, dan berusia 10-64 tahun, sedangkan kriteria eksklusi sampel adalah pasien dengan gangguan jiwa, menderita penyakit kronis, pasien tidak melanjutkan wawancara. Setiap sukarelawan mengisi lembar wawancara frekuensi bangkitan pasien epilepsi, kuesioner DASS 42, dan kuesioner Holmes dan Rahe. Pengambilan data dengan teknik wawancara akan dilakukan oleh interviewer yang didampingi oleh dokter spesialis kejiwaan. Penelitian ini akan dilakukan di Poli Saraf RSD dr. Soebandi Jember dalam kurun waktu 2 bulan. Data dianalisis dengan uji Spearman. Variabel yang di uji dalam penelitian ini memiliki nilai p sebesar 0,031 yang berarti memiliki korelasi bermakna. Nilai (r) dalam penelitian ini adalah 0,395 yaitu, korelasi bersifat lemah dengan arah positif artinya semakin tinggi tingkat stres maka semakin tinggi frekuensi bangkitan epilepsi. | en_US |