IDENTIFIKASI LESI ATEROSKLEROSIS FEMORALIS PADA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI PERIODONTITIS MENGGUNAKAN Porphyromonas gingivalis
Abstract
Aterosklerosis femoralis merupakan penyakit penyempitan lumen pembuluh
darah (aterosklrosis) yang terjadi pada arteri femoralis. Aterosklerosis femoralis ini
merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam Peripheral Arterial Occlusive
Disease (PAOD) atau penyakit oklusi arteri perifer yang paling sering terjadi dan
dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti, infeksi, umur, hiperlipidemia,
merokok, hipertensi, keturunan, diabetes mellitus dan sindrom metabolisme.
Aterosklerosis femoralis sering terjadi karena arteri femoralis merupakan pembuluh
nadi utama untuk extremitas inferior bawah. Aterosklerosis femoralis diduga
berhubungan kuat dengan aterosklerosis koroner karena penyebab yang sama, yaitu
infeksi. Salah satu infeksi yang paling banyak terjadi di tubuh terdapat pada rongga
mulut, yaitu periodontitis. Periodontitis disebabkan oleh kelompok mikroorganisme
terutama bakteri batang gram negatif dengan Porphyromonas gingivalis (P.
gingivalis) sebagai bakteri yang paling dominan. P. gingivalis dapat masuk ke dalam
tubuh yang nantinya akan menempati bagian tubuh yang cocok dengan keadaan
bakteri (bakteremia). Adanya hubungan antara aterosklerosis koroner dengan
aterosklerosis femoralis, banyaknya penelitian yang menjelaskan bahwa
aterosklerosis dapat terjadi karena infeksi bakteri dalam rongga mulut (P. gingivalis),
dan belum adanya penelitian tentang hubungan antara induksi P. gingivalis dengan
lesi aterosklerosis femoralis, menimbulkan keinginan penulis untuk melakukan
penelitian tentang hubungan antara induksi P. gingivalis terhadap pembentukan lesi
aterosklerosis femoralis secara eksperimental. Penelitian eksperimental laboratoris pada tikus wistar jantan (Rattus
norvegicus) ini menggunakan rancangan the post test only control group design.
Sampel penelitian adalah 8 ekor tikus wistar jantan, dengan kriteria tikus umur 3-4
bulan dan dalam keadaan sehat. Kelompok penelitian terdiri dari 2 kelompok
(masing-masing terdiri dari 4 tikus), yaitu kelompok K (kelompok kontrol), dan
kelompok P (kelompok periodontitis) yang dipasang wire ligature 0,5 mm dan
diinjeksi 0,05 ml P. gingivalis ATCC 33277 dengan konsentrasi 0,5 McFarland
(setara dengan 1,5 x 108 CFU/ml) sebanyak tiga kali perminggu selama 28 hari pada
sulkus bukal gigi molar pertama rahang bawah kiri. Pada hari ke-29 tikus
dikorbankan untuk diambil rahang dan femur dan femur dibuat sediaan histologis.
Pembuatan sediaan histologis dilakukan dengan teknik frozen section yang dipotong
secara melintang pada daerah sebelum percabangan dengan pewarnaan Picrosirius
Red untuk pengamatan penebalan lapisan tunika intima-media pada dinding arteri
femoralis, ateroma, disintegrasi kolagen dan pewarnaan Sudan IV Mayer’s
Hematoxylin untuk pengamatan disintegrasi endotel, deposisi lipid dan fatty streak.
Tahap pengamatan dilakukan di bawah mikroskop cahaya dan optilab dengan
perbesaran 100x, 400x dan 1000x. Ketebalan dinding arteri femoralis dianalisis
dengan Independent T-Test, sedangkan disintegrasi endotel, ateroma, disintegrasi
kolagen intima, fatty streak dan deposisi lipid dianalisis dengan uji Mann-Withney.
Hasil penelitian menunjukkan data ketebalan dinding arteri femoralis
berdistribusi normal dan pada kelompok periodontitis dinding lebih tebal
dibandingkan kelompok kontrol. Rata-rata ketebalan dinding arteri kelompok
periodontitis adalah 92,675 μm dan pada kelompok kontrol adalah 64,650 μm. Hasil
analisis data menunjukkan hasil yang signifikan (p=0,003). Hasil persentase
parameter aterosklerosis ditemukan lebih tinggi pada kelompok periodontitis yaitu
pada disintegrasi endotel (100%), disintegrasi kolagen (100%), ateroma (100%), dan
fatty streak (100%). Sedangkan deposisi lipid tidak ditemukan baik pada kelompok
periodontitis maupun kelompok kontrol yang bisa terjadi karena sel lemak pada dinding arteri telah mengarah ke lumen menjadi fatty streak atau bisa dikarenakan
kurang meratanya pewarnaan Sudan IV.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah periodontitis yang diinduksi P.
gingivalis dapat menimbulkan pembentukan lesi aterosklerosis femoralis.
Pembentukan lesi aterosklerosis femoralis tersebut ditandai dengan terlihatnya tandatanda
lesi aterosklerosis secara histologis, meliputi terjadinya penebalan dinding
arteri, adanya ateroma, disintegrasi endotel dan fatty streak yang ditemukan lebih
banyak pada kelompok periodontitis dibandingkan kelompok kontrol. Penelitian
eksperimental mengenai hubungan kausa efek antara P. gingivalis dan aterosklerosis
femoralis ini baru pertama kali diteliti. Pada penelitian selanjutnya perlu penelitian
lebih lanjut untuk mengukur tingkat keparahan periodontitis dan derajat inflamasi
sistemik yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kewaspadaan terjadinya oral
infection (Periodontitis) karena periodontitis dapat menginduksi pembentukan
aterosklerosis femoralis.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]