NUKLIR DAN KEAMANAN ENERGI: ANALISIS TERHADAP KEBIJAKAN NUKLIR BRASIL PADA TAHUN 2003
Abstract
Berdasarkan penguraian pada bab-bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan bahwa tujuan pemerintah Brasil menetapkan kebijakan program nuklir paralel pada tahun 2003 yaitu, pertama menjadikan kebijakan nuklir Brasil sebagai media diplomasi. Brasil berperan penting dalam perundingan-perundingan internasional yang menyangkut isu nuklir. Hal ini ditunjukkan dengan keberhasilan Brasil menjadi negara penghubung antara negara-negara dengan kapabilitas nuklir militer dengan negara tanpa kapabilitas nuklir militer. Brasil juga mendukung pembentukan forum-forum internasional seperti BRIC dan juga kerjasama internasional lain baik secara bilateral maupun multilateral.
Kedua, sebagai alat untuk dapat mempengaruhi politik internasional. Brasil sebagai negara yang meratifikasi NPT pada faktanya merupakan satu-satunya negara yang tidak terikat pada protokol baru NPT. Keputusan yang diambil oleh Brasil untuk tidak menyetujui dan tidak meratifikasi protokol baru NPT dikarenakan upaya Brasil untuk melindungi teknologi yang dimiliki. Bahkan IAEA sebagai institusi yang bertanggung jawab atas penggunaan tenaga nuklir tidak dapat merubah keputusan Brasil dalam menolak ratifikasi protokol baru NPT. Brasil justru mampu mempengaruhi keputusan internasional terkait rekognisi negara-negara kecil yang memiliki kapabilitas nuklir seperti India, Pakistan, dan Israel. Dalam fenomena konflik nuklir Iran, Brasil mampu membuat Iran mengijinkan pemeriksaan terhadap pembangkit nuklirnya sesuai dengan protokol baru NPT. Dimana negara-negara superpower sebelumnya gagal untuk membuat Iran memberikan ijin pemeriksaan.
Ketiga, sebagai penjaminan terhadap ketahanan energi dan pengembangan teknologi nasional. Kebutuhan terhadap energi yang besar membuat Brasil mencari alternatif energi. Ditambah lagi tingginya kenaikan harga minyak dunia dan krisis energi yang pernah dialami Brasil menjadi faktor pendukungnya. Pengembangan energi nuklir juga dilakukan Brasil untuk menjadi pemasok nuklir internasional.