KORELASI ANTARA KONDUKTIVITAS LISTRIK DENGAN KADAR ABU, KEASAMAN, DAN GULA PEREDUKSI BERBAGAI JENIS MADU LOKAL
Abstract
Indonesia merupakan daerah agraris yang berpotensi banyak ditumbuhi berbagai macam tanaman. Banyaknya tanaman yang ada memiliki potensi untuk menghasilkan berbagai macam nektar. Nektar akan diproses oleh lebah yang kemudian menghasilkan madu. Madu didjuga terdapat berbagai macam senyawa kompleks. Tingkat kualitas madu di Indonesia ditentukan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI).
Konduktivitas listrik memiliki hubungan linier dengan kadar abu. Selain itu, konduktivitas listrik dipengaruhi oleh keasaman. Parameter lain yang dominan adalah gula pereduksi. Berdasarkan uraian diatas, perlu adanya penelitian mengenai uji keasaman, gula pereduksi, konduktivitas listrik, dan kadar abu pada berbagai jenis madu lokal dan hubungan antara konduktivitas listrik dengan kadar abu, konduktivitas listrik dengan keasaman, dan konduktivitas listrik dengan gula pereduksi pada berbagai jenis madu lokal. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara konduktivitas listrik dengan kadar abu, konduktivitas listrik dengan keasaman, dan konduktivitas listrik dengan gula pereduksi pada berbagai jenis madu lokal.
Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap. Pertama uji konduktivitas listrik. Semua sampel madu ditimbang sebanyak 20 g dan dilarutkan dalam akuades sebanyak 100 mL, kemudian diukur nilai konduktivitasnya menggunakan konduktometer. Kedua, uji keasamaan dilakukan dengan melarutkan 10 g madu dalam 75 mL akuademin. Larutan madu diaduk dan diukur nilai pH menggunakan pH meter, dilanjutkan dengan proses titrasi menggunakan larutan NaOH 0,1 M. Ketiga, uji kadar abu menggunakan metode gravimetri. Masing-masing sampel madu ditimbang sebanyak 5 g kemudian dimasukkan kedalam furnace pada suhu 500ºC selama 4 jam. Setelah itu ditimbang massa abu yang diperoleh. Keempat, uji gula preduksi dilakukan dengan membuat reagen Nelson, reagen Arsenomolibdat dan preparasi sampel. Sampel diencerkan dalam 100 mL dan diambil sebanyak 1 mL, kemudian ditambahkan reagen Nelson 1 mL dan dipanaskan selama 20 menit. Sampel yang telah dipanaskan ditambahkan dengan 1 mL reagen Arsenomolibdat dan 7 mL akuades. Masing-masing sampel diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 746 nm.
Konduktivitas listrik pada madu dikategorikan menjadi dua jenis yaitu madu anhidrat dan madu terhidrat. Nilai konduktivitas listrik dari tertinggi sampai terendah yaitu madu kaliandra, madu randu, madu kopi, madu mangga dan madu kelengkeng. Hasil nilai keasaman dari tertinggi sampai terendah yaitu madu kopi, madu randu, madu kaliandra, madu kelengkeng dan madu mangga. Hasil nilai kadar abu dari tertinggi sampai terendah yaitu madu kaliandra, madu randu, madu kopi, madu mangga dan madu kelengkeng. Hasil gula preduksi dari tertinggi sampai terendah yaitu madu mangga, madu kaliandra, madu kelengkeng, madu kopi dan madu randu. Konduktivitas listrik dengan kadar abu memiliki hubungan yang linier. Hal ini ditunjukkan melalui urutan jenis madu yang sama antara konduktivitas listrik dengan kadar abu. Persamaan antara konduktivitas listrik dengan kadar abu adalah k=1,5819 w + 0,0959. Konduktivitas listrik dengan keasaman dan konduktivitas dengan gula pereduksi tidak memiliki hubungan yang liniear. Hal ini terlihat dari urutan jenis madu yang tidak sama