dc.description.abstract | Data curah hujan sangat dibutuhkan dalam perencanaan teknik terutama
dalam perencanaan bangunan air seperti irigasi, bendungan, drainase perkotaan,
dermaga, pelabuhan, dan lain-lain. Maka perlu adanya pencatatan data curah hujan
suatu daerah secara terus menerus sebagai dasar perhitungan perencanaan yang
akan dilakukan.
Data curah hujan di stasiun pengamat hujan sering mengalami kekosongan
karena keterbatasan pengukuran. Hilangnya data curah hujan ini dapat terjadi akibat
beberapa faktor, misalnya alat pengukur hujan mengalami kerusakan, kelalaian
petugas pencatat hujan, data hasil pencatatan curah hujan yang hilang dan
sebagainya.
Prediksi menggunakan data curah hujan satelit merupakan alternatif untuk
keterbatasan data curah hujan observasi. Prediksi curah hujan menggunakan satelit
diawali sekitar tahun 1960 dengan memanfaatkan kanal inframerah serta cahaya
tampak atau visible (Suseno, 2009). Salah satu satelit yang digunakan untuk
pendugaan curah hujan di daerah tropis adalah satelit Tropical Rainfall Measuring
Mission (TRMM).
Dalam penelitian ini akan dilakukan kajian terhadap penentuan ukuran grid
optimal TRMM 3B42 terhadap keandalan prediksi curah hujan pada DAS Sampean
Baru. Model regresi yang akan digunakan adalah regresi non linier Jaringan Saraf
Tiruan (JST).
Pemodelan JST menunjukkan hasil nilai korelasi antara data hujan satelit
TRMM 3B42 dengan data hujan observasi pada DAS Sampean Baru cukup baik,
yaitu dengan nilai R training = 0,68402 dan nilai R testing = 0,68650 dengan nilai
error yang diperoleh dari uji MSE = 0,000801. Hasil ini diperoleh pada domain
grid optimal ukuran 2x2. | en_US |