PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF DISERTAI CONCEPT MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI TEMPEH
Abstract
Permasalahan yang sering muncul pada bidang studi fisika yaitu kurangnya kemampuan siswa dalam memahami konsep fisika. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika di salah satu SMA di kabupaten Lumajang pada tahun 2016/2017, diketahui bahwa hasil belajar fisika siswa masih rendah, yaitu sekitar 50% siswa memiliki hasil belajar fisika di bawah KKM yaitu 75. Hasil tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kurang optimalnya pembelajaran fisika di sekolah, seperti penggunaan model pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher center). Oleh karena itu, perlu adanya model pembelajaran yang membuat siswa menjadi lebih aktif dan mandiri dalam membangun pengetahuan mereka sendiri. Salah satu model pembelajaran yang sesuai yaitu model pembelajaran Generatif disertai concept mapping.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengkaji pengaruh model pembelajaran Generatif disertai concept mapping terhadap hasil belajar pada pembelajaran fisika di SMA Negeri Tempeh, 2) Mendeskripsikan keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Generatif disertai concept mapping pada pembelajaran fisika di SMA Negeri Tempeh.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di SMA Negeri Tempeh. Desain penelitian menggunakan One Group Pretest-Posttest Design, dengan metode pengumpulan data meliputi: observasi, wawancara, tes, dokumentasi, dan portofolio. Sumber data berasal dari penilaian oleh peneliti, penilaian oleh observer, nilai pre-test dan post-test. Adapun sebelum pelaksanaan penelitian, yaitu dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui kesamaan tingkat kemampuan awal siswa dengan menggunakan SPSS 22 dan penentuan sampel menggunakan metode cluster random sampling.
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika di SMA Negeri Tempeh menunjukkan bahwa dalam pembelajaran fisika guru menggunakan beberapa metode, yaitu metode ceramah, demonstrasi, diskusi, dan presentasi. Hasil belajar diukur pada ranah kognitif yang diperoleh dari nilai pre-test dan nilai post-test. Hasil nilai pre-test dan post-test kemudian dibandingkan untuk mengetahui adanya pengaruh signifikan dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Generatif disertai concept mapping. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai ttest = 16,698 , jika dibandingkan dengan ttabel = 2,00098 maka nilai ttest > t0,05(60), maka Ha diterima, sehingga model pembelajaran Generatif disertai concept mapping berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fisika di SMA Negeri Tempeh. Adapun untuk keterampilan proses sains siswa diperoleh data dengan rata-rata 85,30 pada kriteria sangat baik. Terdapat 77,42% (24 siswa) yang memiliki keterampilan proses sains pada kriteria sangat baik, 22,58% (7 siswa) yang memiliki keterampilan proses sains pada kriteria baik, dan tidak ada siswa yang memiliki keterampilan proses sains pada kriteria cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Generatif disertai concept mapping cocok diterapkan pada pembelajaran fisika. Hal ini karena siswa merasa tertarik mengikuti pembelajaran dengan suka rela. Ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran membuat suasana kegiatan pembelajaran lebih santai dan menyenangkan, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang sedang dipelajari.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) Ada pengaruh signifikan model pembelajaran Generatif disertai concept mapping terhadap hasil belajar fisika siswa SMA Negeri Tempeh kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017; 2) Keterampilan proses sains siswa selama mengikuti pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran Generatif disertai concept mapping pada siswa SMA Negeri Tempeh kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 berada pada kriteria sangat baik.