Pengembangan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan Takrir terhadap Efektivitas Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar IPA Siswa (Madrasah Tsanawiyah) MTs
Abstract
Dari hasil observasi didapatkan bahwa pada umumnya siswa tidak siap saat mengikuti pelajaran di kelas sehingga cenderung tidak memiliki pengetahuan awal yang cukup terkait suatu konsep materi IPA khusunya system klasifikasi yang akan dibahas. Oleh karena itu siswa perlu disorientasi terlebih dahulu sebelum masuk kelas. Demikian juga pada tahap pembelajaran, fakta menunjukkan bahwa kemampuan berfikir kritis siswa masih cenderung rendah terlihar pada uji terbatas hasil analisis penyelesaian soal kemampuan berfikir kritis siswa yang ada di lampiran LKS masih rendah . Siswa lebih cenderung menghafal rumus dan lebih suka cara-cara cepat dalam menyelesaikan persoalan. Akibatnya proses ilmiah sesuai pendekatan saintifik kurang berjalan dengan baik. Keadaan ini memerlukan instruksional yang mengacu pada pendekatan saintifik. Mengacu pada keadaan tersebut, . penulis mengembangkan model pembelajaran, yakni Pengembangan Model Pembelajaran Orisinal (Orientasi-Instruksional) Berbasis Pendekatan Saintifik. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengkaji validitas logis model pembelajaran orisinal (Orientasi-Instruksional) berbasis saintifik, (2) Mengkaji validitas pengguna model pembelajaran orisinal (Orientasi-Instruksional) berbasis saintifik, (3) Mengkaji validitas audiens pembelajaran orisinal (Orientasi-Instruksional) berbasis pendekatan saintifik.
Penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian pengembangan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Borg & Gall,disesuaikan dengan pengembangan model Orisinal yang meliputi 10 langkah, yaitu : studi pendahuluan, merencanakan penelitian, pengembangan produk awal, uji terbatas/uji kelompok kecil, revisi hasil uji terbatas, uji lapangan/uji kelompok
besar, revisi hasil uji lapangan, uji kelayakan, revisi hasil uji kelayakan, diseminasi dan implementasi produk akhir. Validitas model pembelajaran PBL dengan Takrir meliputi validasi ahli, pengguna dan audiensi. Validasi ahli melibatkan 2 dosen ahli di bidang model pembelajaran. Validasi pengguna adalah 1 orang guru dan 1 observer. Validasi pengguna bertujuan untuk mengukur tingkat keterterapan model pembelajaran ketika digunakan dalam pembelajaran di kelas. Sedangkan validasi audiens yang dimaksud adalah peserta didik yang belajar menggunakan model pembelajaran yang dikembangkan. Validasi audiens berguna untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran demi mencapai tujuan pembelajaran. Efektivitas berkaitan dengan aktivitas siswa, respon siswa dan hasil belajar siswa.
Pada tahap uji terbatas, lokasi penelitian di SMAN 1 Panarukan, validasi pengguna adalah peneliti sendiri dengan mengunakan 1 kelas yakni kelas VII C peminatan IPA sebanyak 3 kali pertemuan dengan materi system klasifikasi makhluk hidup. Sedangkan pada tahap uji lapang (implementasi), penelitian berlokasi di MTs Sunan Ampel Senduro Lumajang , dengan validasi pengguna adalah guru model yakni guru pengajar IPA di MTs Sunan Ampel Senduro Lumajang. Pertemuan dilakukan sebanyak 3 kali dengan pokok bahasan system klasifikasi makhluk hidup.
Berdasarkan hasil validasi yang terdiri dari validasi buku panduan model, Silabus,RPP, angket respon guru dan siswa, Test Hasil Belajardan pedoman observasi dapat disimpulkan bahwa : model pembelajaran PBL dengan Takrir memiliki validitas model oleh ahli sebesar 87,5% dengan kategori sangat valid, validasi model oleh pengguna 91,6% dengan kategori sangat valid. Validasi perangkat pembelajaran yang terdiri dari validasi silabus oleh ahli 87,5% dengan kategori sangat valid dan validasi oleh pengguna 95,4% dengan kategori sangat valid. Validasi RPP oleh ahli 89,6% dan oleh pengguna 92,1%. memiliki sintaks, yaitu Menemukan masalah, diskusi, takrir, analisis, dan refleksi. Validasi pengguna menunjukkan bahwa tingkat keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Orisinal dalam kategori baik. Yakni sebesar
3,72. Validasi audiens untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran aktivitas siswa, respon siswa dan hasil belajar siswa. semuanya berkategori baik, yakni aktivitas siswa meningkat, hasil belajar siswa meningkat khususnya untuk materi alat optik dan persamaan gelombang. demikian juga respons diatas 75 %, yakni sebesar 84, 48 % yang berarti bahwa respon siswa positif.
Collections
- MT-Management [539]