dc.description.abstract | Hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sering dikaji di Indonesia
dikarenakan memiliki nilai keaneragaman yang sangat tinggi dilihat dari sisi
waktu dan tempatnya. Data curah hujan sangat dibutuhkan dalam berbagai sektor.
Pengukuran data curah hujan biasanya dilakukan dengan cara observasi. Namun
didalam penerapannya seringkali terjadi data curah hujan yang hilang. Biasanya
terjadi karena alat pengukur yang rusak, data hasil pengamatan hilang dan
pengamat stasiun hujan yang berhalangan. Dengan berkembangnya jaman saat ini,
sudah terdapat teknologi untuk pemantauan curah hujan dengan menggunakan
citra satelit. Salah satunya dengan satelit TRMM.
Salah satu satelit TRMM adalah 3B42RT, yang merupakan data multisatelite
precipitation analisiys. Data ini menggunakan kombinasi optimal dari
visual dan infrared dengan microwave data. Keluaran dari data ini adalah nilai
presipitasi suatu wilayah dengan resolusi spasial 0.25° x 0.25° dan resolusi waktu
3 jam dengan tim lag sekitar 6 jam ( Renggono dkk,2011). Namun informasi
TRMM masih dalam skala global sehingga diperlukan proses untuk memperoleh
data skala lokal atau regional.
Dalam penelitian ini menggunakan data hujan harian satelit TRMM
3B42RT. Hasil analisis kemudian di komparasikan dengan data observasi untuk
mengetahui tingkat keakuratan. Model regresi yang dilakukan adalah Non linier
yaitu Jaringan Syaraf Tiruan (JST).
Pemodelan JST menunjukkan hasil nilai korelasi antara data hujan satelit
TRMM 3B42RT dengan data observasi menunjukkan nilai sedang, yaitu R
training sebesar 0,603, nilai R validasi 0,511 dan R testing 0,517. Sedangkan nilai
error yang diperoleh dari uji MSE yaitu 0.00699. | en_US |