dc.description.abstract | Aedes aegypti L. merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue
penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD adalah salah satu masalah
kesehatan utama di Indonesia. Menurut Kemenkes RI (2016) pada tahun 2014,
tercatat terdapat sebanyak 100.347 penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia, dan
907 orang diantaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut meningkat pada tahun 2015,
yakni sebanyak 126.675 penderita dan sebanyak 907 penderita meninggal. Hal
tersebut disebabkan oleh perubahan iklim dan rendahnya kesadaran untuk menjaga
lingkungan. Sehingga masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara
mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi penyebaran penyakit demam
berdarah. Pengendalian vektor demam berdarah dapat dilakukan melalui
pemberantasan larva nyamuk Aedes aegpypti L. melalui pemberian insektisida
sintesik berupa butiran temefos 1% terbukti ampuh untuk memberantas jentik
nyamuk Aedes aegypti L. selama 8-12 minggu (WHO, 2005) dalam. Penggunaan
insektisida sintetik khususnya larvasida menimbulkan beberapa efek, diantaranya
adalah resistensi terhadap serangga, pencemaran lingkungan, dan residu insektisida.
Untuk mengurangi efek tersebut, maka diupayakan penggunaan insektisida alami
untuk mengendalikan larva Aedes aegypti L. Secara umum insektisida alami diartikan
sebagai pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan.
Tumbuhan yang mempunyai potensi sebagai larvasida botani adalah buah
srikaya (Annona squamosa L.) dan jeruk nipis (Citrus X aurantiiolia (Christm.)
Swingle). Buah mentah, biji, daun, dan akar A. squamosa L. mengandung senyawa
kimia tanin dan annonain terdiri dari squamosin dan asimisin, sedangkan yang terdiri
uah jeruk nipis mengandung senyawa aktif flavonoid, minyak atsiri yang terdiri dari
limolen dan linalool yang dapat berperan sebagai insektisida, larvasida, penolak
serangga (repellent), dan anti-feedant dengan cara kerja sebagai racun kontak dan
racun perut. Pencampuran beberapa senyawa aktif dari beberapa larvasida botani
dapat memberikan efek seperti sinergis, antagonis, dan aditif. Sehingga apabila dua
senyawa aktif buah srikaya dan jeruk nipis yang bersifat toksik ini dicampurkan,
diharapkan akan mampu meningkatkan toksisitas terhadap larva Aedes aegypti L.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas campuran ekstrak buah
srikaya (Annona squamosa L.) dan jeruk nipis (Citrus X aurantiiolia (Christm.)
Swingle) terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti L. dalam waktu dedah 24 jam.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Toksikologi Pendidikan Biologi, Universitas
Jember. Penelitian diawali dengan pembuatan ekstrak. | en_US |