dc.description.abstract | Pertanian merupakan aspek utama dalam penunjangan bahan pangan yang
ada. Tetapi dalam hal penunjangan peningkatan bahan pangan seperti padi tidak
serta merta petani melakukannya dengan mandiri. Ada perantara yang membuah
petani menjadi sukses dan mengurangi kendala pertanian. Hal tersebut adalah
kelompok tani yang mampu memberikan sumbangsi dalam mitra kerja pertanian
dengan anggotanya. Munculnya kelompok tani seperti Karya Tani 2, Pangudi
Luhur 2, dan Pangudi Luhur 3 tidak langsung melainkan masih mempunyai
sejarag terbentuknya. Terbentuknya kelompok tani adalah dikarenakan ada faktor
utama yaitu kendala alam,sosial,dan ekonomi petani. Dengan adanya kendala dan
rasa ingin memperbaiki maka dibentulah kelompok tani. Guna mengurangi
kendala tersebut, dan pula agar anggotanya menjadi sejahtera maka kelompok tani
bekerjasama dengan pihak eksternal. Pihak eksternal tersebut adalah Saprodi,
Pemerintah, KUD, dan Kios Resmi. Bertujuan untuk menjadikan kelompok tani
yang berkelanjutan dan mampu mempertahankan anggota untuk terus mengalami
perbaikan dalam hal pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk; mendeskripsikan
dan menganalisis mengenai kerjasama kemitraan keberlanjutan pertanian dengan
pihak eksternal sebagai upaya penguatan kelompok petani di Desa Semboro
Kabupaten Jember.
Penelitian ini lebih berfokus pada teori strukturasi yaitu terkait dengan
dualitas struktur yang menjadi dasar akan timbulnya sebuah agen, kekuasaan,
refleksivitas, dan tindakan sosial. yang nantinya akan membentuak sebuah
rasionalitas tindakan yang akan dilakukan oleh agen. Strukturasi merupakan
kondisi yang menentukan akan adanya kesinambungan (Giddens,1984:31). Hal ini
pula dimaksudkan kesinambungan adalah proses yang mengalami keberlanjutan. Dimana sebuah keberlanjutan dibutuhkan agen yang mampu memberikan
perubahaan, yang semua aktivitasnya akan dipertimbangkan (Giddens,2011:466).
Sehingga sebuah kekuasaan sepenuhnya bukan terletak pada pemimpin atasan
melainkan kekuasaan sepenuhnya adalah bagi mereka yang bawahan dari
atasannya sebagai penggerak kelompok dalam menjalankan aktivitas-aktivitasnya
(Giddens,1984:20).
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif
digunakan untuk menganalisis dan menjelaskan tentang kerjasama kemitraan
keberlanjutan pertanian dengan pihak eksternal sebagai upaya penguatan
kelompok petani di Desa Semboro Kabupaten Jember. Informan dalam penelitian
ini adalah ketua kelompok tani, anggota kelompok tani, PPL, perwakilan Dinas
Pertanian, pamong tani, ketua KUD, Kabagsaprodi, perwakilan BRIA dan
penebas/tengkulak. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling,
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
Peneliti menggunakan metode keabsahan data dengan cara triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerjasama kemitraan
keberlanjutan pertanian dengan pihak eksternal sebagai upaya penguatan
kelompok petani di Desa Semboro Kabupaten Jember dilakukan dengan cara
strategi penguatan kelompok tani yang berkaitan dengan saprodi, pengelolaan
kelompok dan pasar, yang disampaikan sebagai berikut:
Dalam hal ini upaya yang dilakukan kelompok tani dengan slogan menurut
Kabagsaprodi (Kepala Bagian Sarana Produksi Padi) di Desa Semboro yaitu dari
petani,oleh petani dan untuk petani menjadi acuan terpenting. Peran kelompok
tani dalam menunjang keberhasilan petani sudah dirasakan. Dengan adanya
perubahaan petani dalam sistem pertanian yang sudah membaik dan kendala yang
semakin lama semakin berkurang, kemudian juga dengan adanya kas kelompok
petani menjadi mudah dalam hal simpan-pinjam kelompok. Kerugian yang
didapat jika tidak mengikuti kelompok tani adalah akan kesusahaan dalam hal
sarana pertanian seperti dilarang untuk membeli bahan-bahan dikios resmi kecuali obat-obatan,tidak mendapatkan bantuan/program dan kurangnya pengetahuan. Hal
ini kelompok tani yang ada di Desa Semboro khususnya Karya Tani 2, Pangudi
Luhur 2, dan Pangudi Luhur 3 melakukan upaya yang berfokus pada strategi
penguatan kelompok yang diantaranya adalah pertama saprodi sebagai sarana
pertanian untuk memudahkan petani dalam mendapatkan bahan pertanian, kedua
pengelolaan kelompok tani dengan membangun kerjasama dengan Dinas
Pertanian,UPTD VII Tanggul, PPL,dan BRIA. Dengan tujuan petani dimudahkan
dalam hal bantuan dan program, pendampingan, sosialisasi, dan pelatiham. Dan
ketiga adalah dalam segi pasar yang membangun kerjasama dengan KUD dan
penebas/tengkulak.
Bekerjasama dengan pihak eksternal petani menjadi lebih memiliki
kewenangan dalam menyuarkan kebutuhannya. Keuntungan yang didapat yaitu
dengan mudahnya melakukan segala hal pertanian. Pengawasan yang dilakukan
dengan instansi menjadi keuntungan sendiri bagi petani. Berjalannya pertanian
tidak serta merta terus berjalan baik dikarenakan pertanian yang ada di Desa
Semboro ketika pasca panen masih mengandalkan penebas/tengkulak. Padahal
Semboro sudah dijadikan penghasil padi terbanyak dan terbaik di Kabupaten
Jember hingga terpilih mewakili Jawa Timur untuk dilakukan pendampingan oleh
BRIA. Yang pada intinya masih memiliki nilai pasar yang resmi untuk pertanian
padi yang ada di Semboro. | en_US |