dc.description.abstract | Pengobatan sendiri (swamedikasi) merupakan pengobatan berbagai keluhan
pada diri sendiri dengan obat sederhana yang dapat dibeli bebas di apotek atau toko
obat atas inisiatif sendiri tanpa nasihat dokter. Swamedikasi hanya boleh
menggunakan obat yang termasuk golongan obat bebas dan obat bebas terbatas, salah
satunya analgesik. Swamedikasi berkaitan erat dengan drug misuse, yaitu penggunaan
obat secara tidak benar atau salah, juga berkaitan dengan ketepatan diagnosis
penyakit. Tingginya persentase pengobatan sendiri yang dilakukan masyarakat
menunjukkan pentingnya edukasi pengobatan untuk mengetahui tingkat rasionalitas
pengobatan yang dilakukan. Edukasi pengobatan dapat dilakukan melalui penyuluhan
kesehatan (ceramah dan tanya jawab) dan menggunakan media edukasi, salah satunya
melalui media leaflet.
Penelitian ini berupa penelitian quasi eksperimental dengan desain studi one
group pre-test dan post-test. Penelitian ini dilakukan melalui pengukuran
pengetahuan 117 responden di Kecamatan Patrang yang memenuhi kriteria inklusi,
kemudian responden diberi perlakuan atau intervensi (pre-test) berupa konseling
dengan bantuan media leaflet dan diukur kembali 2 minggu setelahnya (post-test).
Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan teknik proportional random
sampling. Analisis data penelitian kemudian diuji dengan uji T-Test berpasangan,
untuk menganalisis pengaruh dari pemberian konseling terhadap tingkat pengetahuan responden tentang penggunaan analgesik. Sedangkan pengujian untuk mengetahui
ada atau tidaknya pengaruh dari variabel faktor sosiodemografi terhadap perubahan
tingkat pengetahuan swamedikasi analgesik digunakan uji faktorial anova. | en_US |