| dc.description.abstract | Fisika merupakan ilmu yang bersifat empiris, artinya setiap hal yang dipelajari dalam fisika 
didasarkan pada hasil pengamatan tentang alam dan gejala- gejalanya. Sehingga fisika tidak hanya 
berisi tentang teori-teori atau rumus-rumus untuk dihafal, akan tetapi dalam fisika berisi banyak 
konsep yang harus dipahami secara mendalam. Oleh karena itu, siswa harus benar-benar memahami 
tentang konsep dasar fisika sebelum melangkah yang lebih rumit dan masuk ke aplikasinya. 
Berdasarkan hasil angket yang telah tersebar 75.86% siswa menyatakan bahwa tidak pernah 
melaksanakan pembelajaran fisika di laboratorium sekolah. Proses pembelajaran yang biasa dilakukan 
oleh guru masih menggunakan metode ceramah, penugasan, kurang kreatif, kurang variatif dan tidak 
memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang menarik 
dan terasa monoton yang mengakibatkan aktivitas belajar siswa menjadi rendah. Pembelajaran yang 
demikian akan menyebabkan kemampuan berpikir siswa yang rendah dan berdampak pada hasil belajar.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru fisika di beberapa Kabupaten Banyuwangi diantaranya yaitu 
menyebutkan bahwa pembelajaran di sekolah masih cenderung berpusat pada guru dengan metode ceramah 
sedangkan untuk metode eksperimen maupun percobaan jarang dilakukan sehingga kemampuan berupa sikap 
ilmiah serta prosedur ilmiah juga kurang di latihkan. Permsalahan dalaam proses pembelajaran 
diantaranta Pertama pembelajaran fisika banyak mengandung prinsip, konsep, dan teori yang abstrak 
sulit dipahami oleh siswa. Kedua, siswa kurang optimal saat mengikuti pembelajaran sehingga 
pemahaman konsep siswa kurang  baik  dan  berakibat  siswa  hanya  menghafal  materi.  Ketiga,  
siswa
mengganggap pembelajaran fisika sebagai hal yang sulit untuk dipelajari sehingga pada proses 
pembelajaran siswa kurang antusias dalam belajar.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengkaji pengaruh model problem Based Learning disertai 
tugas analisis terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran fisika di SMAN 1 
Cluring. (2) mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa selama pembelajaran menggunakan model 
problem Based Learning disertai tugas analisis dalam pembelajaran fisika di SMAN 1 Cluring. Jenis 
Penelitian ini adalah quasi eksperimen. Sampel penelitian ditentukan menggunakan metode cluster 
random sampling dan teknik undian, sehingga terpilih 2 kelas yaitu kelas XI-MIPA 1 dan XI-MIPA 4. 
Desain penelitian menggunakan desain penelitian post-test only control group. Metode pengumpulan 
data menggunakan observasi, tes, dokumentasi, wawancara, dan instrumen. Analisis data menggunakan 
Independent Samples T-test dengan bantuan software SPSS versi 20 untuk mengkaji hipotesis 
penelitian , sedangkan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan teknik 
observasi dengan instrumen lembar observasi yang disimpulkan dengan kriteria skor aktivitas belajar 
siswa.
Berdasarkan hasil uji statistik (Independent Sample T-test) terhadap skor
hasil belajar kognitif menunjukkan nilai signifikansi lebih kecil dari taraf nyata (𝛼)
sehingga berdasarkan kriteria pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata
skor hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Berdasarkan skor hasil 
observasi aktivitas belajar selama pembelajaran menggunakan model problem Based Learning disertai 
tugas analisis didapatkan rata-rata skor kemampuan berpikir kritis sebesar 89,84%.
Sehingga berdasarkan hasil yang diuraikan tersebut, kesimpulan dari penelitian ini adalah model 
problem Based Learning disertai tugas analisis berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir 
kritis siswa kelas XI MIPA 1 pada pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Cluring, serta kemampuan 
berpikir kritis siswa selama pembelajaran menggunakan model problem Based Learning disertai tugas 
analisis dalam kategori sangat baik. | en_US |